1/31/2013

: PEMBUATAN ASPIRIN DAN IODOFORM


BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
                Dalam kehidupan sehari – hari kita tentu saja pernah merasakan sakit terlebih lagi sakit – sakit ringan dan nyeri, seperti demam, sakit  kepala atau pusing, itu semua terjadi karena kurangnya daya tahan tubuh terhadap lingkungan di sekitar kita lalu kita pasti segera minum obat. Obat yang kita minum tersebut adalah obat yang mengandung aspirin atau bisa juga mengandung iodofrom
. Aspirin biasanya sering digunakan sebagai obat karena mengandung asam salisilat, dan  merupakan bagian integral dari metabolisme manusia dan hewan. Dan Iodofrom biasanya sering digunakan sebagai obat untuk meningkatkan metaboisme dalam tubuh atau juga dapat memulihkan tenaga yang telah dikeluarkan oleh tubuh. Oleh sebab itu dalam percobaan kali ini kita akan membuat aspirin dan iodofrom. Dalam pembuatan aspirin kita menggunakan asam salisilat sebagai bahan utamanya. Sedangkan untuk pembuatan iodofrom kita menggunakan KI sebagai komponen utamanya. Dengan ini diharapkan para mahasiswa dapat mengetahui reaksi – reaksi yang terjadi dalam pembuatanya dan  mengetahi cara yang dapat digunakn dalam pembuatan aspiri maupun iodofrom.     



I.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari melakukan percobaan atau kegiatan ini adalah sebagai berikut:

·         Pembuatan aspirin dari asam salisilat dan asam asetat anhydrid.
·         Pembuatan membuat iodoform.

I.3 Manfaat Percobaan.

·         Agara mahasiswa dapat membuatan aspirin dari asam salisilat dan asam asetat anhydride.
·         Agara mahasiswa dapat membuat iodoform.
·         Mengetahui cara membuat aspirin dan iodofrom.
·         Mengetahui cara – cara perhtungaannya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1   Secara Umum

Aspirin juga dikenal sebagai asam asetilsalisilat adalah obat salisilat, sering digunakan sebagai analgesik untuk menghilangkan sakit ringan dan nyeri, seperti antipiretik sebuah untuk mengurangi demam, dan sebagai obat anti-inflamasi. Aspirin pertama kali diisolasi oleh Felix Hoffmann, seorang ahli kimia dengan perusahaan Jerman, Bayer, di bawah arahan dari Arthur Eichengrün.

Asam salisilat, komponen utama dari aspirin, merupakan bagian integral dari metabolisme manusia dan hewan. Sementara pada manusia sebagian besar disebabkan pola makan, sebagian besar disintesis endogen. Aspirin juga memiliki efek antiplatelet dengan menghambat produksi tromboksan, yang dalam keadaan normal mengikat molekul trombosit sama untuk menciptakan patch lebih rusak dinding pembuluh darah. Karena patch trombosit dapat menjadi terlalu besar dan juga memblokir aliran darah, secara lokal dan hilir, aspirin juga digunakan jangka panjang, pada dosis rendah, untuk membantu mencegah serangan jantung, stroke, dan pembentukan bekuan darah pada orang yang berisiko tinggi terkena darah pembekuan. Juga telah ditetapkan bahwa dosis rendah aspirin dapat diberikan segera setelah serangan jantung untuk mengurangi risiko serangan jantung atau kematian jaringan jantung. Banyak orang mengambil setiap hari aspirin untuk mengurangi risiko serangan jantung. Bukti baru menunjukkan bahwa aspirin dapat menjadi alat yang ampuh dalam pencegahan kanker. Yang tidak diinginkan utama efek samping aspirin diambil oleh mulut adalah borok gastrointestinal, perdarahan perut, dan tinnitus, terutama dalam dosis lebih tinggi. Pada anak-anak dan remaja, aspirin tidak dibutuhkan untuk mengendalikan gejala seperti flu atau gejala-gejala cacar air atau penyakit virus lainnya, karena risiko kelainan mata.

Aspirin adalah bagian dari kelompok obat yang disebut obat anti-inflammatory drugs , tetapi berbeda dari mereka dalam mekanisme kerja. Meskipun, dan orang lain dalam kelompok yang disebut salisilat, memiliki efek yang sama (antipiretik, anti inflamasi, analgesik) ke NSAID lainnya dan menghambat siklooksigenase enzim yang sama, aspirin (tapi bukan salisilat lainnya) melakukannya dengan cara yang dapat diubah.
Sekarang  ini, aspirin adalah salah satu obat yang paling banyak digunakan di dunia, dengan 40.000 ton diperkirakan itu yang dikonsumsi setiap tahun. Di negara yang Aspirin adalah merek dagang terdaftar yang dimiliki oleh Bayer, istilah generik adalah asam asetilsalisilat
         Asam asetilsalisilat terdekomposisi dengan cepat dalam larutan amonium asetat atau dari karbonat acetatee,, sitrat atau hidroksida dari logam alkali. Asam asetilsalisilat stabil di dalam udara kering, namun secara bertahap hydrolyses kontak dengan uap air menjadi asam asetat dan salisilat. Dalam larutan dengan basa, hidrolisis berlangsung cepat dan solusi yang jelas dibentuk dapat terdiri sepenuhnya dari asetat dan salisilat
         Sintesis aspirin diklasifikasikan sebagai reaksi esterifikasi. Asam salisilat diperlakukan dengan anhidrida asetat, turunan asam, menyebabkan reaksi kimia yang mengubah gugus hidroksil asam salisilat ke dalam sebuah gugus ester (R-OH → R-OCOCH3). Proses ini menghasilkan asam asetat dan aspirin, yang dianggap produk sampingan dari reaksi ini. Sejumlah kecil asam sulfat (dan kadang-kadang asam fosfat) hampir selalu digunakan sebagai katalis. Metode ini biasa digunakan di laboratorium pengajaran sarjana.

Formulasi yang mengandung konsentrasi tinggi aspirin sering berbau seperti cuka karena aspirin dapat terurai melalui hidrolisis dalam kondisi lembab, menghasilkan asam salisilat dan asam asetat. Disosiasi asam konstan (pKa) untuk asam asetilsalisilat adalah 3,5 pada 25 ° C (77 ° F).
[http://en.wikipedia.org/wiki/Aspirin]
Kerja Aspirin
Coated 325 mg aspirin tablets
         Menurut kajian John Vane, aspirin menghambat pembentukan hormon dalam tubuh yang dikenal sebagai prostaglandins. Siklooksigenase, sejenis enzim yang terlibat dalam pembentukan prostaglandins dan tromboksan, terhenti tak berbalik apabila aspirin mengasetil enzim tersebut.
         Prostaglandins ialah hormon yang dihasilkan di dalam tubuh dan mempunyai efek pelbagai di dalam tubuh termasuk proses penghantaran rangsangan sakit ke otak dan pemodulatan termostat hipotalamus. Tromboksan pula bertanggungjawab dalam pengagregatan platlet. Serangan jantung disebabkan oleh penggumpalan darah dan rangsangan sakit menuju ke otak. Oleh itu, pengurangan gumpalan darah dan rangsangan sakit ini disebabkan konsumsi aspirin pada kadar yang sedikit dianggap baik dari segi pengobatan.
Namun, efeknya darah lambat membeku menyebabkan pendarahan berlebihan bisa Terjadi. Oleh itu, mereka yang akan menjalani pembedahan atau mempunyai masalah pendarahan tidak diperbolahkan mengonsumsi aspirin.
[http://id.wikipedia.org/wiki/Aspirin]
Cara pembuatan Aspirin
Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat menggunakan katalis H2SO4 pekat sebagai zat penghidrasi. Asam salisilat adalah asam bifungsional yang mengandung dua gugus –OH dan –COOH. Karenanya asam salisilat ini dapat mengalami dua jenis reaksi yang berbeda. Anhidrida asam karboksilat dibentk lewat kondensasi dua molekul asam karboksilat. Perlu diperhatikan saat menggunakan anhidrida asetat pipet yang digunakan benar-benar bersih dan kering karena air dapat menghidrolisis Aspirin dihasilkan melalui reaksi sesuai persamaan berikut :
Proses pembentukan aspirin ini dilakukan pada suhu 60° C selama kurang lebih tiga puluh menit. Dalam reaksi ini gugus hidroksil fenolik diasetilasi (dikonversi menjadi ester asetat) menjadi asetilasetat. Suatu alcohol dikatakan terasetilasi bila terkonversi menjadi ester asetatnya. Dari proses ini dihasilkan endapan putih yaitu aspirin kasar yang masih mengandung pengotor . Berat aspirin kasar basah yang kami dapatkan pada praktikum yaitu 9,72 gr.
Aspirin kasar ini kemudian dimurnikan dengan melarutkannya dalam campuran etanol 30 ml dan 75 ml air, agar aspirin larut sempurna dilakukan pemanasan pada suhu 50 ° C. Dengan demikian aspirin akan larut dan dapat dipisahkan dari pengotornya dengan penyaringan dengan corong Buchner.
Filtrat hasil penyaringan mengandung aspirin murni didinginkan dan dibiarkan membentuk kristal aspirin selama kurang lebih 20 menit setelah tidak lagi terbentuk kristal. Kristal disaring dan dilakukan pengovenan pada suhu 50 ° C selama 2 jam. Hasil kristal aspirin murni yang didapat yaitu 3,06 gr. Berat yang diharapkan yaitu 7,2 gr , maka %yield aspirin yang diperoleh yaitu 39,35%
Dari uji kelarutan aspirin terhadap alcohol, air panas, dan air dingin kami mengamati waktu 1 gr aspirin sampai larut sempurna. Dari uji kelarutan ini aspirin paling cepat larut dalam alcohol, lalu air panas , terakhir air dingin.
Dari uji titik leleh aspirin didapat titik lelehnya yaitu 133,2° C. , sedangkan pada literature titik lelehnya adalah 137 ° C.
Iodoform
         Iodoform adalah senyawa organoiodine dengan CHI3 formula. Sebuah kuning pucat, kristal, zat yang mudah menguap, ia memiliki bau tajam (dalam teks-teks kimia yang lebih tua, bau tersebut terkadang disebut sebagai bau rumah sakit) dan, analog dengan kloroform, rasa manis. Hal ini kadang-kadang digunakan sebagai desinfektan. Kadang-kadang juga disebut sebagai triiodida karbon (yang tidak sepenuhnya benar, karena senyawa ini juga mengandung hidrogen) atau triiodida metil (yang agak ambigu sebagai nama yang juga bisa merujuk pada ion triiodida alkohol, CH3I3).
Sintesis dan reaksi
         Iodoform pertama kali disusun oleh Georges Serrulas tahun 1822 dan di banyak saat yang sama secara mandiri oleh John Thomas Cooper Hal ini disintesis dalam reaksi haloform oleh reaksi hidroksida dan natrium yodium dengan salah satu dari empat jenis. senyawa organik: (i) keton metil: CH3COR, asetaldehida (CH3CHO), etanol (CH3CH2OH), dan alkohol sekunder tertentu (CH3CHROH, dimana R adalah gugus alkil atau aril).

         Reaksi yodium dan dasar dengan metil keton sangat dapat diandalkan, bahwa "iodoform test" (munculnya endapan kuning) digunakan untuk menyelidiki adanya keton metil. Ini juga terjadi ketika pengujian untuk alkohol sekunder (metil alkohol).
         Beberapa reagen (misalnya Hidrogen iodida) mengkonversi iodoform untuk diiodomethane. Juga konversi karbon dioksida mungkin: iodoform bereaksi dengan perak nitrat encer untuk menghasilkan karbon monoksida, yang dioksidasi oleh campuran asam sulfat dan pentaoksida yodium. Ketika diobati dengan unsur perak bubuk iodoform berkurang, menghasilkan asetilena. Setelah pemanasan iodoform terurai untuk memproduksi yodium diatomik, gas hidrogen iodida, dan karbon
Iodoform dapat diperoleh etil ALKOHOL bahasa Dari atau aseton Mencari Google Artikel iodida Dan alkil:
C5H5OH + 4I2 + 6 KOH → HCl3 + + 5H2O HCOOK + 5 KI
Halogenasi alfa merupakan suatu Tertimbang Uji iodoform metil keton untuk. Gugus metil bahasa Dari suatu metil keton diiodinasi bertahap sampai terbentuk iodoform padat kuning.

II.2. Sifat-Sifat Bahan

Asam salisilat

§            Rumus molekul          C7H6O3
§            Massa molar   138,12 g/mol
§            Densitas          1,44 g/cm3
§            Titik lebur       159 °C
§            Titik didih      211 °C (2666 Pa)
[
http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_salisilat]

Asam asetat
§       Rumus molekul CH3COOH
§       Massa molar      60.05 g/mol
§       Densitas            1.049 g cm−3
§       Titik lebur         16.5 °C (289.6 ± 0.5 K) (61.6 °F)[1]
§       Titik didih         118.1 °C (391.2 ± 0.6 K) (244.5 °F)[1]
§       Penampilan       Cairan tak berwarna atau kristal

Asam sulfat
§            Rumus molekul          H2SO4
§            Massa molar   98,08 g/mol
§            Penampilan     cairan bening, tak berwarna, tak berbau
§            Densitas          1,84 g/cm3, cair
§            Keasaman (pKa)         −3
§            Viskositas       26,7 cP (20 °C)


Etanol
§            Rumus molekul          C2H5OH
§            Massa molar               = 46,07 g/mol
§            Densitas                      = 0,789 g/cm3
§            Titik lebur                   = −114,3
§            Titik didih                  = 78,4
§            Keasaman (pKa)         = 15,9
§            Viskositas                   = 1,200 cP (20 °C)
§            Momen dipol              = 1,69 D (gas)
§            Titik nyala                  = 13 °C (55.4 °F)
§            Kelarutan dalam air tercampur penuh
§            Penampilan cairan tak berwarna

Seng klorida
§            Molekul rumus FeCl3
§            Massa molar 162,2 g / mol (anhidrat)
§            270,3 g / mol (hexahydrate)
§            Kepadatan 2,898 g/cm3 (anhidrat)
§            1,82 g/cm3 (hexahydrate)
§            titik lebur306 ° C (anhidrat) 37 ° C (hexahydrate)
§            titik didih315 ° C (anhidrat, decomp)280 ° C (hexahydrate, decomp)
§            Kelarutan dalam air 74,4 g/100 mL (0 ° C)
§            92 g/100 mL (hexahydrate, 20 ° C)
§            Viskositas larutan 40%: 12 cP


Kalium klorida
§            Molekul rumus KCl
§            Massa molar 74,5513 g · mol-1
§            Penampilan padat kristal putih tidak berbau
§            Kepadatan 1,984 g/cm3
§            Titik lebur  770 ° C
§            Titik didih 1420 ° C
§            Keasaman (pKa) ~ 7
§            Indeks bias (nD) 1,4902 (589 nm)

Aseton

§            Molekul rumus C3H6O
§            Massa molar 58,08 g mol-1
§            Penampilan tak berwarna cair Bau pedas, menjengkelkan, bunga
§            Kepadatan 0,791 g cm-3
§            titik lebur -95 - 93 ° C, 178-180 K, -139 - 136 ° F
§            titik didih 56-57 ° C, 329-330 K, 133-134 ° F
§            Tekanan uap 24,46-24,60 kPa (pada 20 ° C)
§            Keasaman (pKa) 24.2
§            Kebasaan (PKB) -10,2
§            Indeks bias (nD) 1,35900
§            Viskositas 0,3075 cP
·         Kaporit
Kaporit (Kalsium hipoklorit) adalah senyawa kimia yang memiliki rumus kimia CaCl(OCl). Kaporit biasanya digunakan untuk menjernihkan air.
[http:// www.info-sehat.com]


BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM


III.1 Bahan yang digunakan

Aspirin :
·         Asam Salisilat
·         Asam Acetat anhidrid
·         Asam Sulfat pekat
·         Alkohol
·         FeCl3

Iodoform :

·         Kl atau KCl
·         Aceton
·         Kaporit
·         Spiritus

III.2 Alat yang Digunakan

·         Gelas arloji
·         Beaker glass
·          Pipet
·          Saringan penghisap
·          Pengaduk
·          Gelas ukur
·         Corong
·         Water bath
·         Oven
·         Neraca analitik
·         Statif dan klem

Prosedur praktikum

1.     Timbang dengan teliti 2 gram bahan yang telah dihaluskan .
2.     Sampel digulung dalam kertas saring lalu masukkan gulungan tersebut secara tegak dalam tabung ekstraktor.
3.     Pasang tabung ekstraksi pada alat distilasi soxhlet dengan solvent petroleum ether secukupnya selam 4 jam.
4.     Alirkan air pendingin melalui kondensor .
5.     Setelah ekstraksi selesai, sampel diambil & pasang kembali alat ekstraktornya guna pengambilan kembali (recovery) solvent .
6.     Setelah recovery selesai, sisa petroleum ether yang telah mengandung ekstrak lemak dipindahkan dalam botol timbang yang bersih dan diketahui beratnya kemudian diuapkan dengan api kecil (nyala kecil) yang  tertutup dalam almari asam sampai agak pekat .
7.     Pengeringan diteruskan dalam oven pada suhu 105 – 1100 C sampai berat konstan.
8.     Berat residu dalam botol timbang dinyatakan sebagai berat minyak .
9.     Tentukan kadar minyak yang ada . 

0 komentar:

Posting Komentar