2/26/2013

MAKALAH KIMIA ORGANIK Amina



BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar belakang
            Karbon,hydrogen dan oksigen merupakan unsure yang paling lazim terdapat dalam system kehidupan.Nitrogen merupakan unsure ke empat.Nitrogen dijumpai dalam protein,dan asam nukleat,maupun dalam banyak senyawa lain yang terdapat baik dalam tumbuhan ,maupun hewan.dalam bab ini,akan dibahas amina,senyawa organic yang mengandung atom-atom nitrogen trivalent,yang terikat pada satu atom  karbon atau lebih : R-NH2,R2NH atau R3N.
            Amina tersebar luas dalam tumbuhan dan hewan,dan banyak amina mempunyai kereaktivan fali.misalnya dua dari stimulant alamiah tubuh dari system saraf simpatetik (melawan atau melarikan diri)adalah merepinafrina dan epinafrina.
            Baik norepinafrina maupun epinafrina adalah dua fenil etil amina.Sejumlah dua fenil etil amina lain bertindak terhadap reseptor-reseptor simpatetik.Senyawa senyawa ini dirujuk sebagai amina simpatomimetik karena senyawa senyawa ini,sampai batas tertentu,meniru kerja faali norepinafrina dan epinafrina.
            Sebelum tahun masehi,senyawa efedrina di extrak dari tanaman mahuanjg di tiongkok dan digunakan sebagai obat.sekarang,senyawa ini merupakan obat peluruh dahak yang aktiv dalam obat tetes hidung  dan obat flu.efedrin menyebabkan menyusutnya membrane hidung, yang membengkak dan menghampat keluarnya lendir hidung.
           
I.2. Tujuan
a.        Mengetahui klasifikasi dan tatanama amina
b.       Mengetahui ikatan dalam amina
c.        Mengetahui sifat – sifat amina
d.       Mengetahui pembuatan amina
e.        Mengetahui garam – garam amina
f.        Mengetahui reaksi substitusi dengan amina
g.       Mengetahui penggunaan amina dalam sintesis.





                                                 BAB II

II.1. Kajian teori
AMINA
Amina adalah turunan organik dari ammonia dimana satu atau lebih atom hidrogen pada nitrogen telah tergantikan oleh gugus alkil atau aril. Karena itu amina memiliki sifat mirip   dengan ammonia seperti alkohol dan eter terhadap air. Seperti alkohol,amina bisa diklasifikasikan sebagai primer, sekunder dan tersier. Meski demikian dasar dari pengkategoriannya berbeda dari alkohol. Alkohol
diklasifikasikan dengan jumlah gugus non hidrogen yang terikat pada karbon yang mengandung hidroksil., namun amina diklasifikasikan dengan jumlah gugus nonhidrogen yang terikat langsung pada atom nitrogen (Stoker, 1991).

Dengan demikian kelompok fungsional karakteristik untuk amina primer, sekunder dan tersier adalah:
CH3CH2NH2 + CH3CO2H                 CH3CH2NH3  -O2CCH3
                                                              etilamonium asetat
                                                                           atau
                                                                    etilamina aseta

                   34.5OC                                    56OC                                 117OC
            Karena itu mempunyai ikatan NH, amina tersier dalam bentuk cairan murni tidak dapat membentuk ikatan hidrogen. Titik didih amina tersier lebih rendah dari pada amina primer atau sekunder yang bobot melekulnya sepadan, dan titik didihnya lebih dekat ke titik didih alkana yang bobot molekulnya bersamaan. Dan amina yang berbobot molekul rendah larut dalam air karena membentuk ikatan hidrogen dengan air. Amina tersier maupun amina sekunder dan primer dapat membentuk ikatan hidrogen karena memiliki pasangan elektron menyendiri yang dapat digunakan untuk membentukikatan hidrogen dengan air.
Dan berikut merupakan  beberapa sifat fisis amina
Nama
Struktur
Titik Didih oC
Kelarutan dalam air
Metilamina
CH3NH2
-6.3
Dimetilamina
(CH3)2NH
7.5
Trimetilamina
(CH3)3N
3
Etilamina
CH3CH2NH2
17
Benzilamina
C6H5CH2NH2
185
Anilina
C6H5NH2
184
37    /100 ml



PEMBUATAN AMINA
à Cara Reaksi Reduksi

a.       Pembuatan amina primer

Untuk pembuatan amina primer, reaksi terjadi dalam dua tahapan. Pada tahapan pertama, terbentuk sebuah garam – dalam hal ini, etilamonuim bromida. Garam ini sangat mirip dengan amonium bromida, kecuali bahwa salah satu atom hidrogen dalam ion amonium telah diganti oleh sebuah gugus etil.
Dengan demikian, ada kemungkinan untuk terjadinya reaksi reversibel (dapat balik) antara garam ini dengan amonia berlebih dalam campuran.
Amonia mengambil sebuah atom hidrogen dari ion etilamonium sehingga menjadikannya amina primer, yakni etilamina.
Semakin banyak amonia yang terdapat dalam campuran, semakin besar kemungkinan terjadi reaksi selanjutnya.
b.     Pembuatan amina sekunder
                                                        
Reaksi di atas tidak berhenti setelah amina primer terbentuk. Etilamina juga bereaksi dengan bromoetana – dalam dua tahapan yang sama seperti reaksi sebelumnya.
Pada tahap pertama, terbentuk sebuah garam – kali ini, dietilamonium bromida. Anggap garam yang terbentuk ini adalah amonium bromida dengan dua atom hidrogen yang digantikan oleh gugus-gugus etil.
Lagi-lagi terdapat kemungkinan terjadinya reaksi reversibel (dapat balik) antara garam ini dengan amonia berlebih dalam campuran tersebut, seperti diperlihatkan pada gambar berikut:
Amonia mengambil sebuah ion hidrogen dari ion dietilamonium sehingga menjadikannya amina sekunder, yakni dietilamin. Amina sekunder adalah amina yang memiliki dua gugus alkil terikat pada atom nitrogen.
a.       Pembuatan amina tersier

Setelah amina sekunder terbentuk, reaksi masih belum berhenti. Dietilamina juga bereaksi dengan bromoetana – dalam dua tahapan yang sama seperti pada reaksi sebelumnya.
Pada tahapan pertama, terbentuk trietilamonium bromida.
*     
Lagi-lagi ada kemungkinan terjadinya reaksi reversibel (dapat balik) antara garam ini dengan amonia berlebih dalam campuran tersebut, sebagaimana ditunjukkan berikut:
Amonia mengambil sebuah ion hidrogen dari ion trietilamonium sehingga menjadikannya amina tersier, yakni trietilamin. Amina tersier adalah amina yang memiliki tiga gugus alkil terikat pada nitrogen.

Reaksi Substitusi Dengan Amina






Ikatan dalam amina
Ikatan dalam suatu amina beranalogi langsung dengan ikatan dalam amonia, suatu atomnitrogen sp3 yang terikat pada tiga atom atau gugus lain (H atau R) dan dengan sepasang elektronmenyendiri dalam orbital sp3 yang tersisa. 



Dalam garam amina atau garam amonium kuartener,pasangan elektron menyendiri memembentuk ikatan sigma keempat. Kation beranalogi dengan ion amonium.

Suatu molekul amina dengan tiga gugus berlainan yang terikat pada nitrogen akan bersifat kiral;namin,enantiomer dari sebagian besar senyawa amina tidak dapat diisolasi karena terjadinya inverse yang cepat antara bayangan-bayangan cermin pada temperatur kamar. Inversi itu berlangsung lewat keadaan-transisi datar (nitrogen sp2). Akibatnya ialah piramida nitrogen itu menjentik sehingga dindingdalam menjadi dinding luar, mirip payung yang terhenbus angin kencang. Energi yang diperlukan untuk inversi ini sekitar 6 kkal/mol, kira-kira dua kali energi untuk rotasi mengelilingi ikatan sigma karbon-karbon.
Jika suatu nitrogen amina mempunyai tiga substituen yang berlainan dan pengubahan timbalbalik antara kedua struktur bayangan cermin itu terhalang, maka dapatlah diisolasi sepasang enantiomer. Basa Troger adalah suatu contoh molekul semacam itu. Titian metilena antara kedua nitrogen mencegah pengubahan timbalbalik (inverkonversi) antara banyangan cermin, sehingga basa Troger dapat dipisahkan menjadi sepasang enantiomer.
Kasus lain dimungkinkan adanya enantiomer yang dapat diisolasi ialah pada garam amonium kuterner. Senywa ini secara struktur mirip senywa yang mengandung atom karbon sp3. Jika empat gugus yang berlainan terikat pada nitrogen, ion itu akan bersifat kiral dan garam itu dapat dipisah sebagai enantiomer – enantiomer.

Penggunaan amina dalam sintesis

Sintesis senyawa yang mengandung nitrogen mendapatkan perhatian khusus dari para ahli kimia organik yang berkecimpung dalam farmakologi dan ilmu pngetahuan biologis lainnya, karena banyak biomolekul yang mengandung nirogen. Sebagian besar yang digunakan untuk mensintesis senyawa nitrogen dari amina telah dibahas dalam buku lain.
            Banyak reaksi amina adalah hasil serangan nukleofilik oleh elektron menyendiri dari nitrogen amina. Reaksi substitusi suatu amina dengan alkil halida adalah suatu contoh dari amina yang bertindak sebagai suatu nukleofil. Amina dapat juga digunakan sebagai nukleofil dalam reaksi substitusi asil nukleofilik. Jika derivat asam karboksilat merupakan reagensia karbonilnya, maka diperoleh amida sebagai produk. Jika reaksi karbonil berupa aldehid atau keton, produknya dalah imina (dari amina primer, RNH2) atau suatu enamina (dari suatu amina sekunder, R2NH). 
 -NR3+OH-) merupakan suatu teknik sintetik lain. Eliminasi Hofmann dari amonium kuarter hidroksida, lebih berguna sebagai suatu alat analitis dari pada suatu alat sintetik, karena dihasilkan campuran alkena. (juga, suatu reaksi eliminasi alkil halida merupakan jalur yang lebih mudah menuju alkena di laboratorium). Bahkan spektroskopi nmr telah lebih bayak digunakan sebgai suatu alat bantu dalam suatu struktur dari pada eliminasi Hofmann. Di pihak lain,pengubahan suatu arilamina menjadi garam diazonium yang disusul reaksi substitusi, sangat berguna dalam sitesis organik, dan  untuk memeriksa tipe senyawa yang mudah diperoleh dari garam arildiazonium.


Enantiomer tunggal dari amina kristal lazim dijumpai dalam tumbuhan. Karena kebasaannya, beberapa amina ini dapat digunakan untuk memisahkan asm-asam karboksilat rasimik. Dua diantaranya ialah striknina (strychnine) dan brusina (brucine), keduanya dapat diisolasi dari biji bidara laut (strychnos nux-vomica; kedua senyawa itu merupakanstimulan yang bersifat racun dalam sistem syaraf pusat). Berikut adalah beberapa senyawa yang dapat diperoleh dari amina:

-          Garam amina
-          Amida
-          Imida
-          Enamina
-          Garam arildiazonium
-          Alkena

R3N + R’X                             R3NR’X-    (Garam Amina)
                  O                            O
 

R2NH + R’CCl                    R2NCR’       (Amida)

RNH2 primer + R’2C          O                    RN       CR’2 (Imina)
                                      O                                          NR2
 

R2NH sekunder + R’2CHCR’                      R’2C        CR’   (Enamina)
NaNO2
HCl
0o

NaNO2
   HCl

                       
ArNH2                           ArN2+Cl-      (Garam Arildiazonium)
CH3I
Ag2O,H2O
kalor

     NR’2

R2CHCR2                     R2C       CR2       (Alkena)








GARAM AMINA
Garam yang terbentuk oleh amina adalah zat kristal yang dapat segera larut dalam air. Larut Banyak alkaloid (misalnya kina dan atropin) digunakan medicinally dalam bentuk garam larut ('hydrochlorides'). Jika alkali (natrium hidroksida) ditambahkan ke larutan garam seperti amina bebas adalah dibebaskan. 
Reaksi suatu asam amina dengan suatu asam mineral (seperti CHl) atau suatu asam karboksilat (seperti asam asetat) menghasilkan suatu garam amina. Garam amina lazim diberi nama menurut salah satu dari dua cara: sebagai garam ammonium tersubstitusi atau sebagai kompleks amina-asam.

(CH3)3N: + HCl                 (CH3)3NHCl-

                                                      trimetilamonium klorida
                                                                        atau
                                                      trimetilamina hidroklorida

CH3CH2NH2 + CH3CO2H                 CH3CH2NH3  -O2CCH3

                                                              etilamonium asetat
                                                                           atau
                                                                    etilamina aseta    



Untuk Makalah Dapat Download  MAKALAH KIMIA ORGANIK Amina
Ada gambarnya dan lebih lengkap


6 komentar: