BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar
Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari
kita banyak sekali menemukan bahan ataupun senyawa kimia yang diaplikasikan
akan tetapi kita tidak mengetahui apakah yang terkandung dalan bahan dan
senyawa tersebut. Bahan – bahan kimia banyak terdapat pada obat – obatan,
sabun, sumber energi kimia, dan lain sebagainya
Salah satunya adalah kimia organik adalah ilmu yang mempelajari
tentang senyawa organik, senyawa organik merupakan senyawa yang banyak
mengandung atom C. Dalam percobaab kali ini kita akan mengidentifikasi suatu
zat atau senyawa yang mengandung Aldehid – Keton , Amina, dan Asam karboksilat.
Dimana percobaan kali ini menggunakan metode dengan reagen 2-4
Dinitrophenylhidrazine, asam khromat, tollens test, idoform test sebagai cara
mengidentifikasi Aldehyde – Keton dan hinsberg test, pH dari larutan, asam
nitrat test, acetyl chloride sebagai cara identifikasi Amina serta pH larutan,
sodium bicarbonat sebagai cara untuk mengetahui adanya asam karboksilat dalam
senyawa tersebut.
Aldehyde merupakan salah satu
gugus fungsi karbonil dengan rumus kimia R-CHO sedangkan keton berbeda pada
ikatan tangan nya yaitu R – CO – R. Amina merupakan senyawa yang memiliki atau
mengandung gugus amino. Asam karboksilat adalah senyawa karbon yang benar –
benar menunjukan derajat keasaman yang sangat besar.
I.2 Tujuan Percobaan
I.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan
dari melakukan percobaan atau kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasi adanya aldehyd dan keton
2.
Mengidentifikasi adanya amina
3.
Mengidentifikasi adanya asam karboksilat
I.3 Manfaat
Percobaan
Manfaat dari adanya percobaan atau
kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1.
Kita dapat mengetahui reagen-reagen apa saja
yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi adanya aldehyd dan keton, amina,
asam karboksilat.
2.
Kita dapat mengetahui tesst-test apa saja yang
bisa digunakan untuk mengetahui adanya aldehyd, keton, amina dan asam
karboksilat.
3.
Kita dapat mengetahui cara-cara perhitungan nya.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Secara Umum
ALDEHID-KETON
Sifat fisik dari aldehid-keton yaitu
tidak mengandung hidrogen yang terikat pada oksigen sehingga tidak terjadi
ikatan hidrogen seperti pada alkohol. Gugus karbonil : C = O.
Aldehid dan Keton adalah polar dan dapat membentuk gaya
tarik menarik elektrostatik yang relative kuat anatra molekulnya, bagian
positif dari sebuah molekul akan tertarik pada bagian negative dari yang lain. (Fessenden, 1997).
Reaksi-reaksi pada aldehida dan keton adalah reaksi
oksidasi dan reaksi reduksi. Reaksi oksidasi untuk membedakan aldehida dan
keton. Aldehid mudah sekali dioksidasi, sedangkan keton tahan terhadap
oksidator. Aldehida dapat dioksidasi dengan oksidator yang sangat lemah.
Sedangkan reaksi reduksi terbagi menjadi tiga bagian yaitu reduksi menjadi alkohol,
reduksi menjadi hidrokarbon dan reduksi pinakol.
Tata
nama aldehida:
·
Dalam
sistim IUPAC, aldehid yang sederhana diberi nama berdasrkan alkana induknya
dengan akhiran –ana diubah menjadi –anal.
·
Subtitusi
lain seperti cabang alkil dinamakan dengan awalan seperti biasanya.
·
Aldehid
sederhana biasanya disebut dengan nama trivialnya. Banyak nnama ini diturunkan
dari nama trivial asam karboksilat yang bersangkutan dimana akhiran –at atau
asam –oat nya diubah menjadi –aldehida.
Tata
nama keton :
·
Dalam
sistim IUPAC, keton sederhana diberi nama dengan akhiran anone. Kebanyakan nama
keton membutuhkan nomor tempat untuk menentukan tempat gugus karbonil karena
dapat berada pada tempat berlainan pada rantai karbon.
·
Beberapa
macam tata nama trivial dipakai untuk keton. Yang paling mudah adalah memberi
nama dua gugus yang terikat pada karbon karbonil lalu menambahkan akhiran
keton. Nama-nama lain yang biasa dari keton adalah
aseton, asetofenon dan benzofenon.
AMINA
Sifat fisik dari amina yaitu, amina
mengandung ikatan N-H yang dapat membentuk ikatan hydrogen dengan elektron
sunyi dari oksigen atau nitrogen lain. Dari dua macam ikatan hydrogen, ikatan
NH–N jauh lebih lemah daripada ikatan OH–O. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan dalam kekuatan
ikatan nitrogen kurang elektronegatif dibandingkan dengan oksigen, dan ikatan
N–H dengan sendirinya kurang polar.
Tata
nama amina :
·
Dalam
sistem IUPAC untuk amina primer: dipakai nama hidrokarbon, dimana akhiran a
diganti amina
·
Nama
mono-amina dinyatakan dengan kata amina didahului nama gugus atau gugus-gugus
yang terikat pada nitrogen
·
Untuk poli-amina dipakai nama
hidrokarbon asal ditambahi akhiran di-amina, triamina dan sebagainya.
·
Untuk gugus dapat dipakai nama amino.
ASAM
KARBOKSILAT
Rumus karbonilnya yaitu
: O
C
R OH
Asam karboksilat
adalah senyawa organik yang mengandung gugus karboksil COOH, yang terdiri dari
sebuah gugus karbonil dan hidroksil.
Sifat fisik asam karboksilat yaitu mengandung gugusan –OH dan dengan
sendirinya dapt membentuk ikatan hidrogen dengan air. Karena adanya ikatan
hidrogen, maka asam karboksilat mengandung atom karbon satu sampai empat dapat
bercampur dengan air. Asam karboksilat yang mempunyai atom karbon lebih banyak
kebanyakan larut sebagian.
Asam karboksilat memiliki titik didih lebih tinggi dan mempunyai kelarutan
yang tinggi pula dalam air, hal ini desebabkan karena Asam karboksilat juga
membentuk ikatan hidrogen dengan molekul asam karboksilat lainnya dimanan
terjadi dua ikatan hidrogen antara dua gugusan karboksil. Dalam larutan yang
tidak mempunyai ikatan hidrogen, asam karboksilat berada sebagai sepasang
molekul yang bergabung, disebut dimmer (“dua bagian”)
II.2. Sifat-Sifat Bahan
(Hart, Harold.1990.Kimia Organik Suatu Kuliah
Singkat.Erlangga:Jakarta .)
(Petunjuk Praktikum Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Industri, UPN “Veteran” JATIM.)
http://debuiho.wordpress.com/2011/01/20/draft-amina-aldehid-keton/
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan-bahan yang digunakan:
1.
larutan Tollens A.
2.
larutan Tollens B (NaOH ).
3.
Larutan amonia yang telah diencerkan dengan
aquadest.
4.
Cairan Aldehyd.
5.
Aquadest
6.
Sodium hydroxide
(NaOH )
7.
Larutan KI + I2
8.
Cairan amina (Aniline)
9.
Larutan KOH
10.
Larutan asam oksalat
11.
Larutan asam formiat
12.
Larutan sodium bicarbonat
13.
H2SO4
14.
Larutan p-naptnl
15.
NaNO2
16.
AgNO7
17.
Asam acetad
18.
Na2CO7
III.2 Alat-alat yang
digunakan:
1.
Tabung reaksi
2.
Gelas ukur
3.
Pipet tetes
4.
Penjepit
5.
Beaker glass
6.
Steam Bath
7.
Neraca analitik
8.
Labu ukur
9.
Termometer
10.
Spatula
III.4 Prosedur Percobaan:
IDENTIFIKASI ALDEHYD DAN KETON
Tollens test
Reagen harus disediakan ebelumdigunakan. Untuk menyediakan
reagen, campurkan 1ml larutan. Tollens A dengan 1ml larutan tollens B (NaOH 10
%). Endapan perak oksida akan terbentuk. Tambahkan kira0-kira 10 % larutan
amonia secara perlahan-lahan kedalam campuran untuk melarutkan perak oksida.
Reagen yang telah disiapkan dapat digunakan seketika untuk membuktikan suatu
identifikasi. Ambil beberapa tetes cairan aldehyd, tambahkan larutan ini
kedalam tabung reaksi yang berisi 2-3ml reagen. Kemudian kocok larutan. Jika
didalam tabung reaksi terbentuk cermin perak maka identifikasi tersebut perlu memeanaskan
tabung reaksi kedalm air hangat.
Iodoform test
Dengan menggunakan pipet Pasteur, tambahkan 4teets cairan
yang tersedia kedalam tabung reaksi yang besar, 5ml aquadest dan 1ml sodium
hydroxid 10%. Ambil setetes demi setetes iodine dari larutan KI kedalam larutan
didalam tabung reaksi, kocok tabung reaksi setelah penambahan larutan. Selama
penambahan akan mengakibatkan warna pelarut dari iodine akan hilang dengan
cepat. Dalam beberapa hal, kocoklah tabung reaksi dengan kuat hingga warna dari
larutan hilang dan kemudian berubah menjadi warna kuning muda. Selain itu perlu
juga dilakukan sedikit pemanasan terhadap larutan didalm penangas air pada suhu
60o C. Untuk membantu menghilangkan warna dari larutan, sekali lagi
kocok tabung reaksi dengan kuat setelah dilakukan pemansan.
Setelah warna dari larutan hilang sempurna, kemudian
tambahkan aquadest kedalam tabung reaksi. Dan kocoklah dengan kuat. Diamkan
tabung reaksi tersebut dalam waktu 5menit. Endapan kuning dari Iodoform akan
terbentuk jika cairan yang tersedia adalah methyl keton atau campuran yang
mudah teroksidasi menjadi methyl keton juga akan mengalami hilangnya warna,
tetapi tidak akan membentuk endapan. Untuk membuktikan bahwa endapan kuning adlah iodoform maka kita harus
mengeringkan dan menentukan titik leleh dari endapan tersebut, dimana titik
leleh dari iodoform adalah 119o-121o C.
2-4
DINITROPHENYLHIDRAZINE
Masukkanlah 1teets cairan yang btersedia kedalam suatu
tabung reaksi dan tambahkan 1ml reagen 2-4 dinitrophenilhydrazine. Jika campuran
tersebut membentuk suatu padatan, larutkan kira-kira 10mg padatan dengan
sedikit etyhanol 95% atau bis ( 2-etoxyethyl) ether sebelum ditambahkan reagen.
Kocok campuran tersebut dengan kuat. Beberapa aldehyde dan keton dapat
menghasilkan endapan berwarna kuning kemerah-merahan dalam waktu yang singkat.
Akan tetapi, beberapa campuran lain baru dapat membnetuk endapan dalam waaktu
lebih dari 5 menit, atau dapat juga dengan menggunakan pemanasan ringan untuk
membentuk endapan. Endapan ini menunjukkan adanya aldehyde dan keton.
Campuran yang diidentifikasi :
Lakukan pengujian terhadap:
1.Cyclohexanone
2.Benzaldehyde
3.Benzophenone
Reagen
Larutkan 3gram 2-4 dinitrophenylhidrazine kedlam 15 ml H2SO4
. Campurkan 20mlaquadest dan 70ml ethanol 95% kedalam beaker. Dengan
pengadukan yang kuat, secara perlahan-lahan tambahkan larutan 2-4
dinitrophenilhydrazine kedlam campuarn ethanol. Setelah tercampur sempurna,
kemudian saring larutan tersebut dengan menggunakan penyaring ir suling.
ASAM KROMAT
Ambil beberapa ml cairan, tambahkan beberapa tetes reagen
asam khromat dengan cara dikocok. Untuk pembuktian dapat ditunjukkan dengan
trebentuknya endapan berwarna hijau dan warna orange dari reagen akan
menghilang. Dengan menggunakan aldehyde aliphatic RCHO, larutan menjadi keruh
dalam waktu 5detik dan endapan trebentuk dalam waktu 30detik. Dengan aldehyd
aromatic, Ar CHO pada umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama. Untuk
identifikasi yang negatif, biasanya tidak membentuk endapan. Dalam beberapa hal
dapat terbentuk endapan tetapi larutan yang dihasilkan berwarna orange. Didalam
melakukan identifikasi, kita harus yakin apabila aceton digunakan sebagai
pelarut tidak akan dapat membuktikan adanya aldehyde dan keton dengan
menggunakan reagen asam khromat. Tambahkan beberapa tetes reagen asam khromat
kedalam suatu tabung reaksi yang didalamnya terdpat sedikit reagen aceton.
Diamkan campuran tersebut selama 3-5menit. Apabila tidak ada reaksi yang
terjadi dalam waktu tersebut, maka aceton cukup murni untuk digunakan sebagai
pelarut dalam identifikasi. Jika identifikasi terbukti, coba ke botol aceton
yang lain atau murnikan beberapa acetondari aklium permanganat.
CAMPURAN YANG DIIDENTIFIKASI:
Lakukan pengujian terhadap:
1.
Benzaldehyde
2.
Butanal
3.
Cyclohexanone
REAGEN
Larutkan 1gram CrO3 kedalam 1ml H2SO4,
kemudian tambahkan dengan 3ml aquadest dengan perlahan-lahan.
IDENTIFIKASI AMINA
1.
Hinsberg Test
Tampatkan 1ml cairan amina, tambahkan 0,2 gram p-toulena
sulfonyl chloride atau benzena sulfonyl chloride dan 5ml larutan KOH 10% didalm
tabung reaksi. Tutup tabung reaksi dengan rapat dan kocoklah selama 3-5 menit,
kemudian buka tutupnya dan panaskan tabung reaksi dengan steam bath selama
1menit sambil dikocok. Dinginkan larutan dan amati dengan kertas pH yang
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya amina. Jika tidak terdapatkandungan
amina didalm tabung reaksi tersebut, maka tambahkan KOH sampai terbentuk
endapan. Kemudian tambahkan dengan 5ml aquadest dan kocoklah larutan tersebut.
Jika endapan tidak terlarut maka sulfonamide dimungkinkan telah terbentuk
mengandung 2-amina.
2.
Asam nitrat test
Larutakan 0,1 gr amina dalam 2 ml aquadest dan tambahkan
8tetes H2SO4. Gunakan tabung reaksi yang berukuran besar.
Dinginkan larutan tersebut pada suhu 5oC dalam ice bath. Lakukan
pendinginan terhadap 2ml larutan sodium nitrat 10% dalam tabung reaksi yang
lain. Dalam tabung reaksi ketiga, siapkan larutan dari 0,1 gr -naphtol dalam 2ml
cairan sodium hydroxide dan masukkan kedalam ice bath untuk didinginkan.
Tambahkan larutan sodium nitrit setetes demi setetes sambil dikocok kedalam
larutan amina.
Amati gelembung-gelembung gas nitrogen. Lakukan dengan
hati-hati sehingga tidak mengganggu proses perubahan atau hilangnya warna
coklat dari gas nitrogen. Perubahan terhadap gas yang terjadi pada suhu 5oC
dapat menunjukkan adanya amina primer(aliphatic
), RNH2. Terbentuknya cairan yang menyerupei
minyak yang berwarna kuning atau endapan kuning dapat membuktikan adanya amina
sekunder, R2NH. Amina yang lain yang tentunya berupa amina tersier
tidak dapat bereksi atau dapat dikategorikan kedalam golongan amina sekunder.
Apabila perubahan yang terjadi terhadap gas sangatlah minim pada suhu 50C,
maka diamkan sebentar dan panaskan secra perlahan-lahan hingga mencapai suhu
kamar.
3.
pH dari larutan
Jika campuran tersebut larut dalam air, siapkan larutan
tersebut dan amati pHnya dengan menggunakan kertas pH. Jika cairan tersebut
berupa amina maka dapat dibuktikan dengan pH yang tinggi. Apabiala campuran
tersebut tidak larut dalam air maka dapat dilarutkan terlebih dahulu dalam
ethanol air atu 2-dimethoxy-etane.
4.
ACETYL CHGLORIDE
Amina dapat digunakan untuk membuktikan adanya acetyl
chloride. Identifikasi ini dapat diuraikan dengan percobaan pada alkohol. Jika
campuran ini dapt dinetralkan dengan air,maka amina primer dan sekunder dapat
menghasilkan acetamide padat, sedangkan amina tersier tidak dapat menghasilkan
padatan saama sekali.
IDENTIFIKASI ASAM KARBOKSILAT
1.
Sodium Bicarbonat Test
Larutkan sedikit campuran yang tersedia kadalam larutan
sodium bicarbonat 5%. Amati larutan tersebut, jika campuran tersebut bersifat
asam, maka akan terbantuk gelembung – gelembung CO2.
RCOOH + NaHCO3 RCOO-Na+ +
H2CO3
H2CO3 CO2 + H2O
Gas
/ gelembung
2.
pH dari larutan
Apabila campuran tersebut dapat larut dalam air, siapkan
larutan dan kemudian amati pHnya dengan menggunakan kertas pH. Jika campuran
tersebut bersifat asam maka harga pHnya kecil. Jika campuran tersebut tidak
dapat larut dalam air, maka dapat dilarutkan terlebih dahulu didalam ethanol
(atau methanol) dan air.Pertama-tama tambahkan campuran tersebut kedalam
alkohol dan kemudian tambahakan aquadest hingga larutan menjadi keruh.
Selanjutnya tambahkan kedalam larutan tersebut setetes demi setetes alkohol dan
amati pHnya dengan menggunakan kertas pH.
0 komentar:
Posting Komentar