Untuk Draf dapat di Download
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam
kimia organik banyak sekali pengidentifikasi macam-macam gugus,contohnya
amina,karboksilat,aldehid-keton,karbohidrat dan lain-lainya.Pada praktikum
kimia organik ini bisa didapat identifikasi aldehyd dan keton dengan mengamati
reaksi dari gugus karbonilnya dengan identifikasi tollens test, iodoform test,
2-4 dinitrophenylhidrazine, asam kromat. Identifikasi amina dengan cara
hinsberg test, asam nitrat test, pH dari larutan. Identifikasi Asam karbonat
dengan pH dari larutan, sodium bicarbonate test.
I.2 Tujuan Percobaan
Adapun
tujuan dari melakukan percobaan atau kegiatan ini adalah sebagai berikut:
- Mengidentifikasi adanya
aldehyd dan keton
- Mengidentifikasi adanya
amina
- Mengidentifikasi adanya
asam karboksilat
I.3 Manfaat Percobaan
Manfaat
dari adanya percobaan atau kegiatan ini adalah sebagai berikut:
- Kita dapat mengetahui
reagen-reagen apa saja yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi adanya
aldehyd dan keton, amina, asam karboksilat.
- Kita dapat mengetahui
tesst-test apa saja yang bisa digunakan untuk mengetahui adanya aldehyd,
keton, amina dan asam karboksilat.
- Kita dapat mengetahui
cara-cara perhitungan nya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Secara Umum
ALDEHYD dan KETON
Senyawa ini dapt diidentifikasi dengan mengamati
reaksi dari gugus karbonil. Aldehyd mempunyai paling sedikit satu atom hidrogen
melekat pada satu gugus karbonil. Gugus lainnya dapat berupa gugus hidrogen,
alkil atau aril
Senyawa ini mempunyai gugus karbonil:
C = O
Gugus ini juga dimiliki oleh golongan
senyawa asam karboksilat, ester, dan turunan lainnya.
Reaksi-reaksi penting dari gugus karbonil
Atom karbon yang sedikit bermuatan positif pada gugus
karbonil bisa diserang oleh nukleofil. Nukleofil merupakan sebuah ion
bermuatan negatif (misalnya, ion sianida, CN-), atau bagian yang
bermuatan negatif dari sebuah molekul (misalnya, pasangan elektron bebas pada
sebuah atom nitrogen dalam molekul amonia NH3).
Selama reaksi berlangsung, ikatan rangkap C=O
terputus. Efek murni dari pemutusan ikatan ini adalah bahwa gugus karbonil akan
mengalami reaksi adisi, seringkali diikuti dengan hilangnya sebuah
molekul air. Ini menghasilkan reaksi yang dikenal sebagai adisi-eliminasi
atau kondensasi. Dalam pembahasan tentang aldehid dan keton anda akan
menemukan banyak contoh reaksi adisi sederhana dan reaksi adisi-eliminasi.
Aldehid dan keton mengandung sebuah gugus karbonil.
Ini berarti bahwa reaksi keduanya sangat mirip jika ditinjau berdasarkan gugus
karbonilnya.
AMINA
Amina
dapat dianggap sebagai turunan dari amonia dengan mengganti satu, dua atau tiga
hidrogen dari amonia dengan gugus organik. Senyawa ini mempunyai gugus sebagai
beriku: RNH2. Senyawa organik bersifat basa lemah,
dibanding air lebih basa.Jumlah unsur C kecil
sangat mudah larut dalam air.
Penting amina meliputi asam amino, biogenik amina, trimetilamina, dan anilina, lihat Kategori: Amina untuk daftar amina. Turunan amonia anorganik juga disebut amina, seperti chloramine (NClH 2).
Penting amina meliputi asam amino, biogenik amina, trimetilamina, dan anilina, lihat Kategori: Amina untuk daftar amina. Turunan amonia anorganik juga disebut amina, seperti chloramine (NClH 2).
Senyawa dengan atom nitrogen yang melekat pada
sebuah karbonil dari struktur RC (= O) 2
NR disebut Amida dan memiliki sifat kimia
yang berbeda dari amine.
Sebuah amina aromatik adalah amina dengan aromatik substituen - yaitu - N H 2, - N H - atau nitrogen grup (s) yang melekat
pada sebuah hidrokarbon aromatik, struktur yang biasanya mengandung satu atau
lebih cincin benzena. Anilina adalah contoh
sederhana.
Aromatik amine, ketika terprotonasi, biasanya
memiliki pKa lebih rendah's (adalah lebih asam) daripada partisi non-aromatik
analog. Hal ini disebabkan oleh delocalization dari pasangan elektron dari
nitrogen ke dalam ring.
ASAM
KARBOKSILAT
Senyawa ini mempunyai gugus sebagai
berikut :
O
C
R OH
Asam karboksilat dapat dideteksi dengan
melarutkannya dalam larutan sodiumhydroxide dan sodium bicarbonate.
Sodium bicarbonate test:
RCOOH +
NaHCO3 RCOONa+
+ H2CO3
H2CO3 CO2
+ H2O
Gas / gelembung
II.2
Sifat-sifat Bahan
Sifat-sifat fisik
Titik didih
Aldehid sederhana seperti metanal memiliki wujud gas
(titik didih -21°C), dan etanal memiliki titik didih +21°C. Ini berarti bahwa
etanal akan mendidih pada suhu yang mendekati suhu kamar.
Aladehid dan keton lainnya berwujud cair, dengan titik
didih yang semakin meningkat apabila molekul semakin besar.
Besarnya titik didih dikendalikan oleh kekuatan
gaya-gaya antar-molekul.
Gaya dispersi van der Waals
Gaya tarik ini menjadi lebih kuat
apabila molekul menjadi lebih panjang dan memiliki lebih banyak elektron.
Peningkatan gaya tarik ini akan meningkatkan ukuran dipol-dipol temporer yang
terbentuk. Inilah sebabnya mengapa titik didih meningkat apabila jumlah atom karbon
dalam rantai juga meningkat – baik pada aldehid maupun pada keton.
Gaya tarik dipol-dipol van der Waals
Aldehid dan keton adalah molekul polar
karena adanya ikatan rangkap C=O. Seperti halnya gaya-gaya dispersi, juga akan
ada gaya tarik antara dipol-dipol permanen pada molekul-molekul yang
berdekatan.
Ini berarti bahwa titik didih akan
menjadi lebih tinggi dibanding titik didih hidrokarbon yang berukuran sama –
yang mana hanya memiliki gaya dispersi.
Mari kita membandingkan titik didih dari
tiga senyawa hidrokarbon yang memiliki besar molekul yang mirip. Ketiga senyawa
ini memiliki panjang rantai yang sama, dan jumlah elektronnya juga mirip
(walaupun tidak identik).
molekul
|
tipe
|
titik didih (°C)
|
CH3CH2CH3
|
alkana
|
-42
|
CH3CHO
|
aldehid
|
+21
|
CH3CH2OH
|
alkohol
|
+78
|
Pada tabel di atas kita bisa melihat
bahwa aldehid (yang memiliki gaya tarik dipol-dipol dan gaya tarik dispersi)
memiliki titik didih yang lebih tinggi dari alkana berukuran sebanding yang
hanya memiliki gaya dispersi.
Akan tetapi, titik didih aldehid lebih
rendah dari titik didih alkohol. Pada alkohol, terdapat ikatan hidrogen
ditambah dengan dua jenis gaya-tarik antar molekul lainnya (gaya-tarik
dipol-dipol dan gaya-tarik dispersi).
Walaupun aldehid dan keton merupakan
molekul yang sangat polar, namun keduanya tidak memiliki atom hidrogen yang
terikat langsung pada oksigen, sehingga tidak bisa membentuk ikatan hidrogen
sesamanya.
Kelarutan dalam air
Aldehid dan keton yang kecil dapat larut
secara bebas dalam air tetapi kelarutannya berkurang seiring dengan pertambahan
panjang rantai. Sebagai contoh, metanal, etanal dan propanon – yang merupakan
aldehid dan keton berukuran kecil – dapat bercampur dengan air pada semua
perbandingan volume.
Alasan mengapa aldehid dan keton yang
kecil dapat larut dalam air adalah bahwa walaupun aldehid dan keton tidak bisa
saling berikatan hidrogen sesamanya, namun keduanya bisa berikatan
hidrogen dengan molekul air.
Salah satu dari atom hidrogen yang
sedikit bermuatan positif dalam sebuah molekul air bisa tertarik dengan baik ke
salah satu pasangan elektron bebas pada atom oksigen dari sebuah aldehid atau
keton untuk membentuk sebuah ikatan hidrogen.
Tentunya juga terdapat gaya dispersi dan
gaya tarik dipol-dipol antara aldehid atau keton dengan molekul air.
Pembentukan gaya-gaya tarik ini
melepaskan energi yang membantu menyuplai energi yang diperlukan untuk
memisahkan molekul air dan aldehid atau keton satu sama lain sebelum bisa
bercampur.
Apabila panjang rantai meningkat, maka
“ekor-ekor” hidrokarbon dari molekul-molekul (semua hidrokarbon sedikit menjauh
dari gugus karbonil) mulai mengalami proses di atas.
Dengan menekan diri diantara
molekul-molekul air, ekor-ekor hidrokarbon tersebut memutus ikatan hidrogen
yang relatif kuat antara molekul-molekul air tanpa menggantinya dengan ikatan
yang serupa. Ini menjadi proses yang tidak bermanfaat dari segi energi,
sehingga kelarutan berkurang
AMINA
Sifat fisika
amina:
·
Kebanyakan
amina bersifat Basa
·
Dalam
bentuk larutan,bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada
larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi
karena mampu menjadi zwitter-ion
· Suku-suku rendah
berbentuk gas
· Tak berwarana,
berbau amonia, berbau ikan
· Kelarutan dalam
air berkurang dengan naiknya BM
ASAM
KARBOKSILAT
asam karboksilat
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1.a)Asam
alkanoat yang mengandung C1 sampai C4 berbentuk cairan encer dan larut sempurna
dalam air
b)Asam alkanoat
dengan atom C5 sampai C9 berbentuk cairan kental sedikit larut dalam air
c)Asam alkanoat
suku tinggi dengan C10 atau lebih berbentuk padatan yang sukar larut dalam air
2.Titik didih
asam alkanoat yang memiliki jumlah atom C yang sama
3.Asam alkanoat
pada umumnya merupakan asam lemah .Semakin panjang rantai karbonnya semakin
lemah sifat asamnya.
Contoh:
HCOOH Ka=1,0 .
10-4
CH3COOH
Ka=1,8 . 10-5
CH3CH2COOH
Ka=1,3 . 10-5
4.Asam alkanoat
dapat bereaksi dengan basa menghasilkan garam.Reaksi ini disebut reaksi
penetralan.
a) CH3COOH+NaOH CH3COONa+H2O
(Asam Etanoat Natrium Etanoat)
5.Asam alkanoat
dapat bereaksi dengan alcohol menghasilkan senyawa ester.Reaksi ini dikenal
dengan Esterifikasi.
a) CH3COOH+CH3-OH CH3COOHCH3+ H2O
(Hart, Harold.1990.Kimia Organik Suatu Kuliah
Singkat.Erlangga:Jakarta.)
(Petunjuk Praktikum Kimia Organik Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Industri, UPN “Veteran” JATIM.)
(http://en.wikipedia.org/wiki/Aromatic_amine)
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan-bahan yang digunakan:
- 1ml larutan Tollens A.
- 1ml larutan Tollens B (NaOH
10%).
- Larutan amonia yang telah
diencerkan dengan aquadest.
- Cairan Aldehyd.
- 5ml Aquadest
- Sodium hydroxide 10% (NaOH
10%)
- Larutan KI + I2
- Cairan amina (Aniline)
- Larutan KOH 10%
- Larutan asam oksalat
- Larutan asam formiat
- Larutan sodium bicarbonat
5%
- H2SO4
- Larutan p-naptnl
- NaNO2 10%
- AgNO7
- Asam acetad
- Na2CO7
III.2 Alat-alat yang digunakan:
- Tabung reaksi
- Gelas ukur
- Pipet tetes
- Penjepit
- Beaker glass
- Steam Bath
- Neraca analitik
- Labu ukur
- Termometer
- Spatula
III.3 Gambar dam susunan alat
III.4 Prosedur Percobaan:
IDENTIFIKASI ALDEHYD DAN KETON
1.
Tollens test
Reagen harus disediakan ebelumdigunakan.
Untuk menyediakan reagen, campurkan 1ml larutan. Tollens A dengan 1ml larutan
tollens B (NaOH 10 %). Endapan perak oksida akan terbentuk. Tambahkan
kira0-kira 10 % larutan amonia secara perlahan-lahan kedalam campuran untuk
melarutkan perak oksida. Reagen yang telah disiapkan dapat digunakan seketika untuk
membuktikan suatu identifikasi. Ambil beberapa tetes cairan aldehyd, tambahkan
larutan ini kedalam tabung reaksi yang berisi 2-3ml reagen. Kemudian kocok
larutan. Jika didalam tabung reaksi terbentuk cermin perak maka identifikasi
tersebut perlu memeanaskan tabung reaksi kedalm air hangat.
2.
Iodoform test
Dengan menggunakan pipet Pasteur,
tambahkan 4teets cairan yang tersedia kedalam tabung reaksi yang besar, 5ml
aquadest dan 1ml sodium hydroxid 10%. Ambil setetes demi setetes iodine dari
larutan KI kedalam larutan didalam tabung reaksi, kocok tabung reaksi setelah
penambahan larutan. Selama penambahan akan mengakibatkan warna pelarut dari
iodine akan hilang dengan cepat. Dalam beberapa hal, kocoklah tabung reaksi
dengan kuat hingga warna dari larutan hilang dan kemudian berubah menjadi warna
kuning muda. Selain itu perlu juga dilakukan sedikit pemanasan terhadap larutan
didalm penangas air pada suhu 60o C. Untuk membantu menghilangkan
warna dari larutan, sekali lagi kocok tabung reaksi dengan kuat setelah dilakukan
pemansan.
Setelah warna dari larutan hilang
sempurna, kemudian tambahkan aquadest kedalam tabung reaksi. Dan kocoklah
dengan kuat. Diamkan tabung reaksi tersebut dalam waktu 5menit. Endapan kuning
dari Iodoform akan terbentuk jika cairan yang tersedia adalah methyl keton atau
campuran yang mudah teroksidasi menjadi methyl keton juga akan mengalami
hilangnya warna, tetapi tidak akan membentuk endapan. Untuk membuktikan
bahwa endapan kuning adlah iodoform maka
kita harus mengeringkan dan menentukan titik leleh dari endapan tersebut,
dimana titik leleh dari iodoform adalah 119o-121o C.
3.
2-4
DINITROPHENYLHIDRAZINE
Masukkanlah 1teets cairan yang btersedia
kedalam suatu tabung reaksi dan tambahkan 1ml reagen 2-4
dinitrophenilhydrazine. Jika campuran tersebut membentuk suatu padatan,
larutkan kira-kira 10mg padatan dengan sedikit etyhanol 95% atau bis (
2-etoxyethyl) ether sebelum ditambahkan reagen. Kocok campuran tersebut dengan
kuat. Beberapa aldehyde dan keton dapat menghasilkan endapan berwarna kuning
kemerah-merahan dalam waktu yang singkat. Akan tetapi, beberapa campuran lain
baru dapat membnetuk endapan dalam waaktu lebih dari 5 menit, atau dapat juga
dengan menggunakan pemanasan ringan untuk membentuk endapan. Endapan ini
menunjukkan adanya aldehyde dan keton.
Campuran yang diidentifikasi :
Lakukan pengujian terhadap:
1.Cyclohexanone
2.Benzaldehyde
3.Benzophenone
Reagen
Larutkan 3gram 2-4
dinitrophenylhidrazine kedlam 15 ml H2SO4 . Campurkan
20mlaquadest dan 70ml ethanol 95% kedalam beaker. Dengan pengadukan yang kuat,
secara perlahan-lahan tambahkan larutan 2-4 dinitrophenilhydrazine kedlam
campuarn ethanol. Setelah tercampur sempurna, kemudian saring larutan tersebut
dengan menggunakan penyaring ir suling.
4.
ASAM KROMAT
Ambil beberapa ml cairan, tambahkan
beberapa tetes reagen asam khromat dengan cara dikocok. Untuk pembuktian dapat
ditunjukkan dengan trebentuknya endapan berwarna hijau dan warna orange dari
reagen akan menghilang. Dengan menggunakan aldehyde aliphatic RCHO, larutan
menjadi keruh dalam waktu 5detik dan endapan trebentuk dalam waktu 30detik.
Dengan aldehyd aromatic, Ar CHO pada umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama.
Untuk identifikasi yang negatif, biasanya tidak membentuk endapan. Dalam
beberapa hal dapat terbentuk endapan tetapi larutan yang dihasilkan berwarna
orange. Didalam melakukan identifikasi, kita harus yakin apabila aceton
digunakan sebagai pelarut tidak akan dapat membuktikan adanya aldehyde dan
keton dengan menggunakan reagen asam khromat. Tambahkan beberapa tetes reagen
asam khromat kedalam suatu tabung reaksi yang didalamnya terdpat sedikit reagen
aceton. Diamkan campuran tersebut selama 3-5menit. Apabila tidak ada reaksi
yang terjadi dalam waktu tersebut, maka aceton cukup murni untuk digunakan
sebagai pelarut dalam identifikasi. Jika identifikasi terbukti, coba ke botol
aceton yang lain atau murnikan beberapa acetondari aklium permanganat.
CAMPURAN YANG DIIDENTIFIKASI:
Lakukan pengujian terhadap:
1.
Benzaldehyde
2.
Butanal
3.
Cyclohexanone
REAGEN
Larutkan 1gram CrO3 kedalam
1ml H2SO4, kemudian tambahkan dengan 3ml aquadest dengan
perlahan-lahan.
IDENTIFIKASI AMINA
1.
Hinsberg Test
Tampatkan 1ml cairan amina, tambahkan
0,2 gram p-toulena sulfonyl chloride atau benzena sulfonyl chloride dan 5ml
larutan KOH 10% didalm tabung reaksi. Tutup tabung reaksi dengan rapat dan
kocoklah selama 3-5 menit, kemudian buka tutupnya dan panaskan tabung reaksi
dengan steam bath selama 1menit sambil dikocok. Dinginkan larutan dan amati
dengan kertas pH yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya amina. Jika tidak
terdapatkandungan amina didalm tabung reaksi tersebut, maka tambahkan KOH
sampai terbentuk endapan. Kemudian tambahkan dengan 5ml aquadest dan kocoklah
larutan tersebut. Jika endapan tidak terlarut maka sulfonamide dimungkinkan
telah terbentuk mengandung 2-amina.
2.
Asam nitrat test
Larutakan 0,1 gr amina dalam 2 ml
aquadest dan tambahkan 8tetes H2SO4. Gunakan tabung
reaksi yang berukuran besar. Dinginkan larutan tersebut pada suhu 5oC
dalam ice bath. Lakukan pendinginan terhadap 2ml larutan sodium nitrat 10%
dalam tabung reaksi yang lain. Dalam tabung reaksi ketiga, siapkan larutan dari
0,1 gr -naphtol dalam 2ml cairan sodium hydroxide dan
masukkan kedalam ice bath untuk didinginkan. Tambahkan larutan sodium nitrit
setetes demi setetes sambil dikocok kedalam larutan amina.
Amati gelembung-gelembung gas nitrogen.
Lakukan dengan hati-hati sehingga tidak mengganggu proses perubahan atau
hilangnya warna coklat dari gas nitrogen. Perubahan terhadap gas yang terjadi
pada suhu 5oC dapat menunjukkan adanya amina primer(aliphatic
), RNH2. Terbentuknya cairan
yang menyerupei minyak yang berwarna kuning atau endapan kuning dapat
membuktikan adanya amina sekunder, R2NH. Amina yang lain yang
tentunya berupa amina tersier tidak dapat bereksi atau dapat dikategorikan
kedalam golongan amina sekunder. Apabila perubahan yang terjadi terhadap gas
sangatlah minim pada suhu 50C, maka diamkan sebentar dan panaskan
secra perlahan-lahan hingga mencapai suhu kamar.
Gelembung yang terbentuk pada suhu kamar
dapat menunjukkan senyawa asli yang bisa kita sebut dengan amina primer
(aromatik), ArNH2. Ambil bekas larutan tersebut dan tambahkan
seteets demi seteets larutan β- naphtol. Jika terbentuk
endapan merah, maka kita dapat membuktikan bahwa cairan yang tersedia tersebut
adalah amina primer (aromatik ), ArNH2.
3.
pH dari larutan
Jika campuran tersebut larut dalam air,
siapkan larutan tersebut dan amati pHnya dengan menggunakan kertas pH. Jika
cairan tersebut berupa amina maka dapat dibuktikan dengan pH yang tinggi. Apabiala
campuran tersebut tidak larut dalam air maka dapat dilarutkan terlebih dahulu
dalam ethanol air atu 2-dimethoxy-etane.
4.
ACETYL CHGLORIDE
Amina dapat digunakan untuk membuktikan
adanya acetyl chloride. Identifikasi ini dapat diuraikan dengan percobaan pada
alkohol. Jika campuran ini dapt dinetralkan dengan air,maka amina primer dan
sekunder dapat menghasilkan acetamide padat, sedangkan amina tersier tidak
dapat menghasilkan padatan saama sekali.
IDENTIFIKASI ASAM KARBOKSILAT
1.
Sodium Bicarbonat
Test
Larutkan sedikit campuran yang tersedia
kadalam larutan sodium bicarbonat 5%. Amati larutan tersebut, jika campuran
tersebut bersifat asam, maka akan terbantuk gelembung – gelembung CO2.
RCOOH +
NaHCO3 RCOO-Na+
+ H2CO3
H2CO3 CO2 + H2O
Gas
/ gelembung
2.
pH dari larutan
Apabila campuran tersebut dapat larut
dalam air, siapkan larutan dan kemudian amati pHnya dengan menggunakan kertas
pH. Jika campuran tersebut bersifat asam maka harga pHnya kecil. Jika campuran
tersebut tidak dapat larut dalam air, maka dapat dilarutkan terlebih dahulu
didalam ethanol (atau methanol) dan air.Pertama-tama tambahkan campuran
tersebut kedalam alkohol dan kemudian tambahakan aquadest hingga larutan
menjadi keruh. Selanjutnya tambahkan kedalam larutan tersebut setetes demi
setetes alkohol dan amati pHnya dengan menggunakan kertas pH.
0 komentar:
Posting Komentar