Untuk Draf dapat Download
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah
suatu jenis obat dari
keluarga salisilat
yang sering digunakan sebagai analgesik
(terhadap rasa sakit
atau nyeri minor), antipiretik
(terhadap demam), dan anti-inflamasi.
Aspirin juga memiliki efek antikoagulan
dan digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung.
Masukkan 10 gram
Asam Salisilat kering, tambahkan kedalamnya
14 cc Asam Asetat anhidrid dan 5 tetes Asam Sulfat pekt ke dalam labu
Erlenmeyer dan aduk hingga sempurna.
Campuran dipanaskan di atas
penangas air pada suhu 50-60°C sambil diaduk selama 15 menit.Campuran
didinginkan, ditambah aquadest 150 cc, diaduk dan disaring. Hasilnya (endapan)
dicuci dengan aquadest. Ini merupakan aspirin yang berupa Kristal yang masih
harus dimurnikan lagi.
Iodoform
adalah
zat padat kuning dengan bau yang khas. Iodoform banya digunakan dalam bidang
kedokteran sebagai antiseptik, pembuatannya sama dengan kloroform, dan iodoform
dapat dibuat jika propanon berturut-turut dapat direaksikan dengan klorin atau
iodin dan kemudian basa KOH.
Dalam praktikum
kali ini diharapkan praktikan dapat memahami bagaimana cara pembuatan Aspirin
& Iodoform .
I.2 Tujuan Praktikum
Ø Untuk membuat Aspirin dari asm salisilat & asam asetat anhydrid
.
Ø Untuk membuat iodoform .
I.3 Manfaat Praktikum
Ø Mengetahui sifat bahan yang digunakan untuk kereaktifannya.
Ø Mengetahui bahan-bahan apa saja yang terkandung dalam proses
pembuatan aspirin & iodoform .
Ø Bisa mengaplikasikan proses perhitungan dalam
kebutuhan larutan yang dipakai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Secara umum
Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah
suatu jenis obat dari
keluarga salisilat
yang sering digunakan sebagai analgesik
(terhadap rasa sakit
atau nyeri minor), antipiretik
(terhadap demam), dan anti-inflamasi.
Aspirin juga memiliki efek antikoagulan
dan digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung.
Asal dari obat yang dikenal dengan "Aspirin" -
ternyata dari zaman Yunani kuno,
dan diperkenalkan oleh Bapak Para Dokter se-dunia - yaitu Hippocrates. Tentu saja
Hippocrates tidak menyebut Aspirin, melainkan menyebut tumbuhan bernama willow yang bila batangnya dikeringkan
dan dijadikan bubuk, dapat menghilangkan rasa sakit. Ribuan tahun berlalu,
hingga di tahun 1829,
para ilmuwan berhasil mengisolasi bahan dalam tumbuhan willow yang berfungsi meredakan
rasa sakit. Bahan tersebut bernama salicin.
Bahan ini dapat menghilangkan sakit, tapi memiliki efek samping terhadap perut - manfaat dan
mudaratnya sama besar. Tentu saja harus ada jalan keluar. Di tahun 1853, seorang ahli kimia
Perancis bernama Charles
Frederic Gerhardt berhasil menetralkan salisin alami menjadi asam salisilat (salicylic acid) lewat penyanggaan (buffering) dengan natrium dan asam asetat. Asam
salisilat ini lebih "ramah" terhadap perut.
Di tahun 1899,
seorang ahli kimia Jerman, bernama Felix Hoffmann, yang
bekerja bagi Bayer,
menemukan kembali formula Gerhardt. Hoffmann membujuk Bayer untuk memasarkan
obat itu, yang selanjutnya muncul di pasar dengan nama pasaran
"Aspirin". Aspirin adalah obat pertama yang dipasarkan dalam bentuk tablet. Sebelumnya, obat
diperdagangkan dalam bentuk bubuk
(puyer). Dalam menyambut Piala Dunia
FIFA 2006 di Jerman,
replika tablet aspirin raksasa dipajang di Berlin sebagai bagian dari
pameran terbuka Deutschland,
Land der Ideen ("Jerman, negeri berbagai ide").
Kerja Aspirin
Menurut kajian John Vane, aspirin menghambat pembentukan
hormon dalam tubuh yang dikenal sebagai
prostaglandins. Siklooksigenase,
sejenis enzim yang terlibat dalam
pembentukan prostaglandins dan tromboksan,
terhenti tak berbalik apabila aspirin mengasetil enzim tersebut. Prostaglandins ialah hormon yang
dihasilkan di dalam tubuh dan mempunyai efek pelbagai di dalam tubuh termasuk
proses penghantaran rangsangan sakit ke otak dan pemodulatan termostat
hipotalamus. Tromboksan
pula bertanggungjawab dalam pengagregatan platlet. Serangan jantung disebabkan
oleh penggumpalan darah
dan rangsangan sakit menuju ke otak. Oleh itu, pengurangan gumpalan
darah dan rangsangan sakit ini disebabkan konsumsi aspirin pada
kadar yang sedikit dianggap baik dari segi pengobatan. Namun, efeknya
darah lambat membeku menyebabkan pendarahan berlebihan bisa Terjadi. Oleh itu,
mereka yang akan menjalani pembedahan
atau mempunyai masalah pendarahan tidak diperbolahkan mengonsumsi aspirin.
(Anonim.2010.Aspirin.http//www.chemistry.com/content.php?id=123
(Jum’at,21 Mei 2010 15.00 WIB ).
Berbagai macam senyawa yang mengandung Aspirin adalah :
1.Asam asetilsalisilat
Asam asetilsalisilat atau yang lebih dikenal sekarang sebagai
aspirin memiliki nama sistematik 2-acetoxybenzoic acid. Aspirin yang merupakan
salah satu bentuk aromatik asetat yang paling dikenal dapat disintesa dengan
reaksi esterifikasi gugus hidroksi fenolat dari asam salisilat dengan
menggunakan asam asetat. Aspirin memiliki sifat-sifat sebagai berikut: Mr =
180, Titik leleh = 136 oC (277 oF), dan Titik didih = 140 oC (284 oF).
Nama sistematik asam salisilat ialah asam
2-hidroksibenzoat.
Pada tahun 1839, peneliti Jerman
berhasil mengekstrak bahan kimia ini dari bunga meadowsweet (Latin = spiraea).
Walaupun efektif, bahan kimia ini dapat menyebabkan masalah pencernaan
contohnya sakit perut dan diare. Ekstrak ini juga bisa membawa kematian jika
dikonsumsi secara berlebihan. Pada tahun 1897, Felix Hoffman, seorang ahli
kimia yang bekerja dengan Friedrich Bayaer & Co. telah berhasil mengidentifikasi
gugus fungsi hidroksil dalam asam salisilat dari gugus asetil. (Asetil
memberikan efek negatif terhadap bahan kimia tersebut). Zat baru ini dinamakan
sebagai aspirin berdasarkan akronim: A : Gugus asetil
spir :
nama bunga tersebut dalam bahasa Latin
spiraea : suku kata tambahan yang sering kali digunakan
in :
untuk zat pada masa tersebut.
2. Asam asetat
Asam asetat digunakan dalam produksi rayon asetat, plastik, film
fotografi, pelarut cat, dan produk farmasi seperti aspirin. Asam asetat dengan
nama sistematik asam etanoat, CH3COOH, merupakan cairan tidak
berwarna, berbau tajam, dan berasa asam. Asam asetat larut dalam air dan
pelarut organic lainnya. Di dalam air, asam asetat bertindak sebagai asam
lemah. Asam asetat mendidih pada temperatur 1180C (2450F)
dan meleleh pada 170C (620C). Asam asetat biasanya dibuat
dengan memfermentasikan alkohol dengan bantuan bakteri, seperti Bacterium
aceti. Untuk mendapatkan asam asetat yang berkonsentrasi tinggi, biasanya
dibuat dengan oksidasi asetaldehida atau dengan mereaksikan methanol dengan
karbon monoksida dengan bantuan katalis.
3.Asam salisilat
Asam salisilat dapat ditemukan pada banyak tanaman dalam bentuk
metal salisilat dan dapat disintesa dari phenol. Asam salisilat memiliki
sifat-sifat: berasa manis, membentuk kristal berwarna putih, sedikit larut
dalam air, meleleh pada 159 oC (318 oF). Asam salisilat biasanya digunakan
untuk memproduksi ester dan garam yang cukup penting. Asam salisilat menjadi
bahan baku pembuatan aspirin. Sintesa asam salisilat yang terkenal adalah
Sintesis Kolbe. (Fessenden dan fessenden.1997.Dasar-Dasar Kimia Organik.Jakarta: Bina Rupa Aksara).
Iodoform adalah Gugus metil
dari suatu metil keton (menghasilkan metode pengubahan metil keton ini menjadi
asam karboksilat) di iodinasi bertahap sampai terbentuk iodoform
(CHI3) padat berwarna kuning. Brom dan klor juga
bereaksi dengan metil keton menghasilkan bromoform dan kloroform
(pembentukannya tak berguna untuk reaksi uji karena bromoform dan kloroform
merupakan cairan yang tidak mencolok). Istilah umum
untuk menyebut CHX3 ialah haloform (reaksi haloform).
(Buku petunjuk praktikum Kimia Organik,Fakultas Teknologi
Industri.Tim Dosen Pembimbing UPN “Veteran” Jawa Timur).
Iodium (salah satu zat
bakterisid terkuat) merupakan antiseptikum yang sangat efektif untuk kulit
utuh, maka sebagai tinktur iod banyak digunakan sebelum injeksi. Efek
sampingnya adalah sifatnya yang merangsang (nyeri bila digunakan pada luka
terbuka) warnanya coklat dan kadang terjadi dermatitis (alergi kulit), hampir
semua kuman patogen termasuk fungi, dan virus dimatikan oleh iodium. Begitu pula
spora, walaupun diperlukan waktu lebih lama, larutan 2% memerlukan 2-3 jam .
(Anonim.2010.Iodoform.http//www.chemistry.com/content.php?id=123
(Jum’at,21 Mei 2010 15.00 WIB ).
II.2
Sifat-sifat bahan
v Asam salisilat
♫
Nama Sistematis Asam
2-hidroksibenzoat.
♫
Sifat Rumus molekul C7H6O3
.
♫
Massa molar 138,12 g/mol.
♫
Densitas 1,44 g/cm3
.
♫
Titik leleh 159 °C.
♫
Titik didih 211 °C (2666
Pa).
♫
Senyawa terkait Senyawa terkait
Metil
salisilat,Asam benzoat,Fenol, Aspirin, Asam
4-hidroksibenzoat,Magnesium
salisilat,Bismut
subsalisilat,Asam
sulfosalisilat.
(Anonim.2010.Asam salisilat.http//www.chemistry.com/content.php?id=123
(Jum’at,21 Mei 2010 15.00 WIB ).
v Spiritus
♫ Metanol, juga dikenal sebagai metil
alkohol, wood alcohol atau spiritus,
adalah senyawa kimia
dengan rumus kimia
CH3OH.
Ia merupakan bentuk alkohol
paling sederhana.
♫
Sifat Rumus molekul CH3OH
.
♫
Massa molar 32.04 g/mol .
♫
Densitas 0.7918 g/cm³.
♫
Titik leleh –97 °C,
-142.9 °F (176 K).
♫
Titik didih 64.7 °C,
148.4 °F (337.8 K).
♫
Keasaman
(pKa) ~ 15.5.
♫
Viskositas 0.59 mPa·s
at 20 °C.
♫
Momen dipol
1.69 D
(gas).
(Anonim.2010.Spiritus.http//www.chemistry.com/content.php?id=123
(Jum’at,21 Mei 2010 15.00 WIB ).
v Aseton
♫
Berbentuk cairan yang tidak
berwarna dan mudah terbakar. Ia merupakan keton yang paling
sederhana.
♫
Aseton larut dalam berbagai
perbandingan dengan air,
etanol, dietil eter,dll.
♫
Ia sendiri juga merupakan pelarut yang penting.
♫
Aseton digunakan untuk membuat plastik, serat,
obat-obatan, dan senyawa-senyawa kimia lainnya.
♫
Selain dimanufaktur secara
industri, aseton juga dapat ditemukan secara alami, termasuk pada tubuh manusia
dalam kandungan kecil.
(Anonim.2010.Aseton.http//www.chemistry.com/content.php?id=123
(Jum’at,21 Mei 2010 15.00 WIB ).
v Asam sulfat
♫
Asam sulfat Nama Sistematis Asam
sulfat Nama lain Minyak vitriol.
♫
Sifat Rumus molekul H2SO4
.
♫
Massa molar 98,08 g/mol .
♫
Fase cairan bening, tak
berwarna, tak berbau.
♫
Densitas 1,84 g/cm3,
cair .
♫
Titik leleh 10 °C,
283 K, 50 °F.
♫
Titik didih 337 °C,
610 K, 639 °F
♫
Terlarut sempurna dalam air
♫
Keasaman
(pKa) −3 .
♫
Titik nyala
tak ternyalakan.
(Anonim.2010.Asam sulfat.http//www.chemistry.com/content.php?id=123
(Rabu, 28 April 2010 9.30 WIB ).
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan yang Digunakan
Aspirin :
1. Asam
Salisilat
2. Asam
Acetat anhidrid
3. Asam
Sulfat pekat
4. Alkohol
5. FeCl3
Iodoform :
1. Kl
2. Aseton
3. Kaporit
4. Spiritus
III.2 Alat yang Digunakan
Iodoform
:
1.
Gelas
arloji
2.
Beaker
glass
3.
Pipet
tetes
4.
Kertas
saring
5.
Sepatula
6.
Gelas
ukur
7.
Corong
8.
Water
bath
9.
Oven
10. Neraca analitik
Aspirin :
1.
Water
bath
2.
Gelas
ukur
3.
Beaker
glass
4.
Sepatula
5.
Kertas
saring
6.
Pipet
tetes
III.3 Gambar alat
III.4 Prosedur praktikum
Pembuatan
Aspirin
1. Masukkan
10 gram Asam Salisilat kering, tambahkan kedaamnya 14 cc Asam Asetat anhidrid
dan 5 tetes Asam Sulfat pekt ke dalam labu Erlenmeyer dan aduk hingga sempurna.
2. Campuran
dipanaskan di atas penangas air pada suhu 50-60°C sambil diaduk selama 15
menit.
3. Campuran
didinginkan, ditambah aquadest 150 cc, diaduk dan disaring. Hasilnya (endapan)
dicuci dengan aquadest. Ini merupakan aspirin yang berupa Kristal yang masih
harus dimurnikan lagi.
4. Pemurnian
Hasil.
Kristal
dilarutkan dalam 30 cc alkohol panas (alkohol yang dipanaskan dalam penangas
air) + 5 cc aquadest panas hingga larut semua, didinginkan lagi. Diambil sedikit
kristal lalu tambahkan FeCl3, jika terjadi warna ungu berarti
aspirin belum murni.
Pembuatan
Iodoform
1. Membuat
larutan kaporit jenuh :
Memanaskan
air sampai ± 70°C, kemudian kaporit dimasukkan perlahan-lahan sambil diaduk.
Penambahan serbuk kaporit dihentikan apabila pada penambahan berikutnya tidak
dapat larut lagi. Campuran disaring, residunya dibuang dan fitratnya yang
diperoleh adalah kaporit jenuh.
2. Menimbang
6 gram Kl dan dilarutkan dalam 100 ml aquadest.
3. Mengambil
5 ml Aseton,
kemudian ditambahkan ke dalam larutan di atas.
4. Larutan
kemudian diaduk perlahan-lahan sampai endapan tidak lagi bertambah.
5. Kaporit
ditambahkan tetes demi tetes, sampai
campuran tidak timbul warna coklat lagi pada penambahan kaporit
berikutnya.
6. Diamkan
10 menit
7. Disaring
dengan saringan penghisap, endapan dicuci 2-3 kali dengan aquadest dan
dikeringkan di dalam oven.
8. Memurnikan
endapan yang terjadi :
Endapan yang terjadi
dari Iodoform dan kotoran dimasukkan ke dalam labu, lalu ditambahkan sedikit
spiritus dan dimasukkan dalam water bath 50-60°C. Jika Iodoform belum larut
semuanya perlu ditambahkan spiritus lagi tetes demi tetes sampai Iodoform larut
semua. Penambahan spiritus tidak boleh excess. Kemudian larutan disaring dalam
keadaan panas dengan saringan penghisap. Filtratnya dituangkan ke dalam beaker
glass dan didinginkan sampai terbentuk kristal Iodoform.
9. Kristal
yang terbentuk disaring dan dikeringkan dalam oven.
0 komentar:
Posting Komentar