From : Atika Nandini
1131010008
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Ilmu
Kimia Organik merupakan ilmu yang mempelajari tentang zat-zat organik. Senyawa
organik bahan alam adalah senyawa organik yang merupakan hasil proses
metabolisme dalam organisme hidup. Senyawa –senyawa organik banyak terdapat di
dalam suatu organisme. Senyawa organik banyak sekali macamnya. Aldehida dan
keton merupakan senyawa organik yang mengandung gugus karbonil, sedangkan
aldehida mempunyai sekurang-kurangnya satu atom hidrogen yang terikat pada
karbon karbonilnya.
Pengertian
identifikasi itu sendiri adalah suatu proses yang dilakukan untuk menemukan
apakah di dalam suatu larutan terdapat suatu senyawa organik. Dalam percobaan
ini, praktikan diharapkan dapat mengidentifikasi suatu larutan apakah larutan
tersebut mengandung aldehid-keton, atau amina atau asam karboksilat.
I.2 Tujuan Praktikum
1.
Untuk
mengidentifikasi adanya Aldehid dan Keton
2.
Untuk
mengidentifikasi adanya amina
3.
Untuk
mengidentifikasi adanya Asam Karboksilat
I.3 Manfaat Praktikum
1. Praktikan dapat
mengetahui reagen-reagen apa saja yang bisa mengidentifikasi adanya Aldehid,
Keton, Amina dan Asam Karboksilat
2. Praktikan dapat
mengetahui bagaimana cara-cara pengidentifikasian adanya Aldehid, Keton, Amina
dan Asam Karboksilat di dalam suatu larutan
3. Praktikan dapat
mengetahui cara-cara perhitungan untuk membuat suatu larutan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Secara Umum
Aldehid – Keton
Aldehida dan keton adalah
senyawa-senyawa yang mengandung salah satu dari gugus-gugus penting didalam kimia
organik, yaitu gugus karbonil C=O. Semua senyawa yang mengandung gugus ini
disebut karbonil. Gugus karbonil adalah atom karbon yang dihubungkan dengan
atom oksigen oleh ikatan ganda dua.
Aldehida adalah senyawa organik
yang karbon- karbonilnya (karbon yang
terikat pada oksigen) selalu berikatan dengan paling sedikit satu hidrogen.
Rumus umum aldehida ialah:
Keton adalah senyawa orgnaik yang
karbon-karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lain. Rumus strukturmya ialah:
Tata Nama Dari Aldehid Dan Keton
1. Aldehida
Dalam sistim IUPAC,
aldehid yang sederhana diberi nama berdasrkan alkana induknya dengan akhiran
–ana diubah menjadi –anal. Subtitusi lain seperti cabang alkyl dinamakan dengan
awalan seperti biasanya. Aldehid sederhana biasanya disebut dengan nama
trivialnya. Banyak nnama ini diturunkan dari nama trivial asam karboksilat yang
bersangkutan dimana akhiran –at atau asam –oat nya diubah menjadi –aldehida.
2. Keton
Dalam sistim IUPAC,
keton sedrhana diberi nama dengan akhiran anone. Kebanyakan nama keton
membutuhkan nomor tempat untuk menentukan tempat gugus karbonil karena dapat
berada pada tempat berlainan pada rantai karbon. Beberapa macam tata nama
trivial dipakai untuk keton. Yang paling mudah adalah memberi nama dua gugus
yang terikat pada karbon karbonil lalu menambahkan akhiran keton. Nama-nama
lain yang biasa dari keton adalah aseton, asetofenon dan benzofenon.
Fessenden,
Ralp, dkk.1992. Fessenden dan Fessenden Kimia Organik Edisi ke-III.
Erlangga:Jakarta.Hal:13-15.
Reaksi-reaksi pada aldehid dan keton
Reaksi-reaksi pada
aldehida dan keton adalah reaksi oksidasi dan reaksi reduksi. Reaksi oksidasi
untuk membedakan aldehida dan keton. Aldehid mudah sekali dioksidasi, sedangkan
keton tahan terhadap oksidator. Aldehida dapat dioksidasi dengan oksidator yang
sangat lemah. Sedangkan reaksi reduksi terbagi menjadi tiga bagian yaitu
reduksi menjadi alkohol, reduksi menjadi hidrokarbon dan reduksi pinakol
(Wilbraham, 1992)
Amina
Amina adalah turunan organik dari ammonia dimana satu atau lebih atom
hidrogen pada nitrogen telah tergantikan oleh gugus alkil atau aril. Karena itu
amina memiliki sifat mirip dengan ammonia seperti alkohol dan eter terhadap
air.
(Petrucci,1992)
Penggolongan amina
Amina digolongkan menjadi 3
menurut banyaknya alkil yang terikat pada nitrogen.
1.
Amina primer
2.
Amina sekunder
3.
Amina tersier
(Fessenden,1986)
Sifat-sifat Amina
·
Sifat fisika amina.
Titik didihnya
berada diantara titik didih senyawa tanpa ikatan hidrogen (alkana/eter) dan
senyawa berikatan hidrogen kuat (alkohol) dengan bobot yang sama.
(Fessenden,1986)
·
Sifat kimia amina
Merupakan
basa lemah dan bersifat nukleofil,
jika bereaksi dengan asam
mineral membentuk garam ammonium kuarterner yang larut dalam air.
(Fessenden,1986)
Asam Karboksilat
Turunan
hidrokarbon dengan sebuah atom karbon ujung yang mempunyai ikatan rangkap ke
oksigen dan sebuah gugus hidroksil disebut asam karboksilat yang diturunkan
dari hidrokarbon alkana yang mempunyai rumus molekul umum RCO2H yang
menyatakan bahwa terdapat gugus karboksil.
(Brady,1994)
Sifat Asam karboksilat
·
Sifat fisika asam
karboksilat
Titik didih
asam karboksilat relatif lebih tinggi daripada titik didih –OH , -COH, titik leburnya juga relatif tinggi,
berbau, asam-asam yang berbobot molekul rendah larut dalam air maupun pelarut
organik.
(Keenan,1980)
·
Sifat kimia asam
karboksilat
Merupakan asam
lemah, lebih asam dari pada alkohol/fenol karena stabilisasi resonansi anion
karboksilatnya.
(Fessenden,1986)
II.2 Sifat – sifat Bahan
·
2-4
Dinitrophenilhydrazine
Memiliki rumus umum
C6H6N4O4
Berwarna merah atau
orange
Sedikit dapat larut
dalam air
Mudah terbakar
Sangat peka
terhadap guncangan dan gesekan
Bila menggunakan
senyawa ini dalam suatu reaksi harus ditambahkan dengan aquadest untuk
mengurangi efek ledakan
·
Cyclohexanone
Rumus umum C6H10O
Tak berwarna
Berupa cairan
seperti minyak
Sedikit larut dalam
air
Dapat larut dalam
etanol
Berbau seperti
aceton
·
Etanol
Memiliki rumus umum
C2H5OH
Massa molar 46,07
g/mol
Berupa cairan tak
berwarna
Densitas
(kerapatan) 0,789 g/cm3
Larut dalam pelarut
organik
Memiliki titik
lebur -114,3°C
Memiliki titik
didih 78,4°C
Viskositasnya 1,200
cP pada suhu 20°C
·
Benzaldehyde
Berupa cairan pada
suhu 25°C
Tidak berwarna
Berbau seperti almond
Memiliki titik didih
178,1°C
·
Benzhophenone
Berupa padatan
putih
Densitas (kerapatan) 1.11 g/cm3
Memiliki titik lebur 47,9 °C
Memiliki titik didih 305,4 °C.
·
Butyraldehyde (butanal)
Rumus umum adalah C3H8O
Mudah terbakar
Berupa cairan
Berbau tidak enak
Densitas (kerapatan) 0.8 g/ml
Memiliki titik lebur −99 °C
Memiliki titik didih 74.8 °C
·
CrO3 (kromat)
Berwarna merah gelap atau orange coklat
Berupa butiran padat
Berbau tidak enak
Larut dalam asam sulfat dan asam nitrat
·
Asam Kromat
Rumus kimianya
adalah H2CrO4
Merupakan oksidator
yang kuat dengan bilangan oksidasi adalah +6
Berwarna merah
kecoklatan, jingga atau kuning
·
Asam Sulfat
Termasuk asam kuat
Massa molar 98,08
g/mol
Berupa cairan
bening, tak berwarna, tak berbau
Densitas
(kerapatan) 1,84 g/cm3
Larut dalam air
Viskositasnya 26,7
cP pada suhu 20°C
·
Aceton
Memiliki rumus umum
CH3COCH3
Massa molar 58,08
g/mol
Berupa cairan tak
berwarna
Densitas
(kerapatan) 0,79 g/cm3
Memiliki titik
lebur -94,9°C (178,2 K)
Memiliki titik didih
56,53°C (329,4 K)
Viskositasnya 0,32
cP pada suhu 20°C
·
KOH
Berupa padatan berwarna putih
Dapat larut dalam air
Densitas (kerapatan) 2.044 g/cm3
Memiliki titik leleh 420 °C dan titik didih 1327 °C
Kelarutan dalam air 110 g/100 mL (25 °C) 178 g/100 mL
(100 °C)
·
Aniline
Berupa cairan berwarna
Densitas (kerapatan) 1.0217 g/ml
Memiliki titik leleh -6,3 °C dan titik didih
184,13 °C
Dapat larut dalam air dengan kelarutan 3.6 g/100 mL pada
suhu 20°C
·
Asam Asetat
Memiliki rumus umum
CH3COOH
Massa molar 60,05
g/mol
Berupa cairan tak
berwarna atau kristal
Densitas
(kerapatan) 1,049 g/cm3 (cairan) dan 1,266 g/cm3
(padatan)
Memiliki titik
lebur 16,5°C dan titik didih 118,1°C
Keasaman (pKa) 4,76
pada suhu 20°C
·
Asam Formiat
Berupa cairan tak berwarna
Dapat merusak kulit
Berbau tajam
Larut dalam air dengan sempurna
Asam yang paling kuat dai asam-asam karboksilat.
·
Asam Sitrat
Berupa serbuk kristal berwarna putih.
Secara kimia, asam sitrat bersifat seperti asam
karboksilat lainnya
Jika dipanaskan di atas 175 °C, asam sitrat terurai
dengan melepaskan karbon dioksida dan air
·
Asam Oksalat
Berupa kristal dapat larut dalam air
Memiliki titik didih 101-1020C (dihidrat)
Densitas dalam fase 1,90 g/cm³ (anhidrat) 1.653
g/cm³ (dihidrat)
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan yang digunakan
a) Larutan Tollens A
b) Larutan Tollens B
c) Benzaldehyde
d) Aquadest
e) H2SO4 (Asam Sulfat)
f) Aceton
g) AgNO3 (perak nitrat)
h) Sodium Hydroxide 10%
i)
Padatan Kalium
Iodida (KI) dan I2
j)
Larutan KOH
k) Cairan Amina
(Anilin)
l)
Larutan Asam Asetat
m) Larutan Asam Oksalat
n) Larutan Asam Formiat
III.2 Alat yang digunakan
a) Tabung Reaksi
b) Beaker Glass
c) Gelas Ukur
d) Corong
e) Pengaduk atau Spatula
f) Labu ukur
g) Water bath
h) Pipet tetes
i)
Kertas Lakmus
j)
Rak tabung
k) Kaca arloji
IDENTIFIKASI
ALDEHYD DAN KETON
ü 2-4 Dinitrophenylhidrazine
Masukkanlah 1tetes
cairan yang tersedia kedalam suatu tabung reaksi dan tambahkan 1ml reagen 2-4
dinitrophenilhydrazine. Jika campuran tersebut membentuk suatu padatan,
larutkan kira-kira 10mg padatan dengan sedikit etyhanol 95% atau bis (
2-etoxyethyl) ether sebelum ditambahkan reagen. Kocok campuran tersebut dengan
kuat. Beberapa aldehyde dan keton dapat menghasilkan endapan berwarna kuning
kemerah-merahan dalam waktu yang singkat. Akan tetapi, beberapa campuran lain
baru dapat membnetuk endapan dalam waaktu lebih dari 5 menit, atau dapat juga
dengan menggunakan pemanasan ringan untuk membentuk endapan. Endapan ini
menunjukkan adanya aldehyde dan keton.
Campuran yang
diidentifikasi :
Lakukan pengujian
terhadap:
·
Cyclohexanone
·
Benzaldehyde
·
Benzophenone
Reagen
Larutkan 3gram 2-4
dinitrophenylhidrazine kedalam 15 ml H2SO4 . Campurkan
20ml aquadest dan 70ml ethanol 95% kedalam beaker. Dengan pengadukan yang kuat,
secara perlahan-lahan tambahkan larutan 2-4 dinitrophenilhydrazine kedalam
campuarn ethanol. Setelah tercampur sempurna, kemudian saring larutan tersebut
dengan menggunakan penyaring air suling.
ü ASAM KROMAT
Ambil beberapa ml
cairan, tambahkan beberapa tetes reagen asam khromat dengan cara dikocok. Untuk
pembuktian dapat ditunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna hijau dan
warna orange dari reagen akan menghilang. Dengan menggunakan aldehyde aliphatic
RCHO, larutan menjadi keruh dalam waktu 5detik dan endapan terbentuk dalam
waktu 30 detik. Dengan aldehyd aromatic, Ar CHO pada umumnya membutuhkan waktu
yang lebih lama. Untuk identifikasi yang negatif, biasanya tidak membentuk
endapan. Dalam beberapa hal dapat terbentuk endapan tetapi larutan yang
dihasilkan berwarna orange. Didalam melakukan identifikasi, kita harus yakin
apabila aceton digunakan sebagai pelarut tidak akan dapat membuktikan adanya
aldehyde dan keton dengan menggunakan reagen asam khromat. Tambahkan beberapa
tetes reagen asam khromat kedalam suatu tabung reaksi yang didalamnya terdpat
sedikit reagen aceton. Diamkan campuran tersebut selama 3-5menit. Apabila tidak
ada reaksi yang terjadi dalam waktu tersebut, maka aceton cukup murni untuk
digunakan sebagai pelarut dalam identifikasi. Jika identifikasi terbukti, coba
ke botol aceton yang lain atau murnikan beberapa acetondari aklium permanganat.
CAMPURAN YANG
DIIDENTIFIKASI:
Lakukan pengujian
terhadap:
·
Benzaldehyde
·
Butanal
·
Cyclohexanone
REAGEN
Larutkan 1gram CrO3
kedalam 1ml H2SO4, kemudian tambahkan dengan 3ml
aquadest dengan perlahan-lahan.
ü Tollens test
Reagen harus
disediakan sebelum digunakan. Untuk menyediakan reagen, campurkan 1ml larutan.
Tollens A dengan 1ml larutan tollens B (NaOH 10 %). Endapan perak oksida akan
terbentuk. Tambahkan kira-kira 10 % larutan amonia secara perlahan-lahan
kedalam campuran untuk melarutkan perak oksida. Reagen yang telah disiapkan
dapat digunakan seketika untuk membuktikan suatu identifikasi. Ambil beberapa
tetes cairan aldehyd, tambahkan larutan ini kedalam tabung reaksi yang berisi
2-3ml reagen. Kemudian kocok larutan. Jika didalam tabung reaksi terbentuk cermin
perak maka identifikasi tersebut perlu memeanaskan tabung reaksi kedalm air
hangat.
ü Iodoform test
Dengan menggunakan
pipet Pasteur, tambahkan 4 tetes cairan yang tersedia kedalam tabung reaksi
yang besar, 5ml aquadest dan 1ml sodium hydroxid 10%. Ambil setetes demi
setetes iodine dari larutan KI kedalam larutan didalam tabung reaksi, kocok
tabung reaksi setelah penambahan larutan. Selama penambahan akan mengakibatkan
warna pelarut dari iodine akan hilang dengan cepat. Dalam beberapa hal,
kocoklah tabung reaksi dengan kuat hingga warna dari larutan hilang dan
kemudian berubah menjadi warna kuning muda. Selain itu perlu juga dilakukan
sedikit pemanasan terhadap larutan didalm penangas air pada suhu 60o
C. Untuk membantu menghilangkan warna dari larutan, sekali lagi kocok tabung
reaksi dengan kuat setelah dilakukan pemanasan.
Setelah warna dari
larutan hilang sempurna, kemudian tambahkan aquadest kedalam tabung reaksi. Dan
kocoklah dengan kuat. Diamkan tabung reaksi tersebut dalam waktu 5menit.
Endapan kuning dari Iodoform akan terbentuk jika cairan yang tersedia adalah
methyl keton atau campuran yang mudah teroksidasi menjadi methyl keton juga
akan mengalami hilangnya warna, tetapi tidak akan membentuk endapan. Untuk
membuktikan bahwa endapan kuning adalah
iodoform maka kita harus mengeringkan dan menentukan titik leleh dari endapan
tersebut, dimana titik leleh dari iodoform adalah 119o-121o C.
IDENTIFIKASI AMINA
ü Hinsberg Test
Tempatkan 1ml
cairan amina, tambahkan 0,2 gram p-toulena sulfonyl chloride atau benzena
sulfonyl chloride dan 5ml larutan KOH 10% didalam tabung reaksi. Tutup tabung
reaksi dengan rapat dan kocoklah selama 3-5 menit, kemudian buka tutupnya dan
panaskan tabung reaksi dengan steam bath selama 1menit sambil dikocok.
Dinginkan larutan dan amati dengan kertas pH yang bertujuan untuk mengetahui
ada tidaknya amina. Jika tidak terdapat kandungan amina didalm tabung reaksi
tersebut, maka tambahkan KOH sampai terbentuk endapan. Kemudian tambahkan
dengan 5ml aquadest dan kocoklah larutan tersebut. Jika endapan tidak terlarut
maka sulfonamide dimungkinkan telah terbentuk mengandung 2-amina.
ü Asam nitrat test
Larutakan 0,1 gr
amina dalam 2 ml aquadest dan tambahkan 8 tetes H2SO4.
Gunakan tabung reaksi yang berukuran besar. Dinginkan larutan tersebut pada
suhu 5oC dalam ice bath. Lakukan pendinginan terhadap 2ml larutan
sodium nitrat 10% dalam tabung reaksi yang lain. Dalam tabung reaksi ketiga,
siapkan larutan dari 0,1 gr -naphtol dalam 2ml cairan sodium hydroxide dan masukkan
kedalam ice bath untuk didinginkan. Tambahkan larutan sodium nitrit setetes
demi setetes sambil dikocok kedalam larutan amina. Amati gelembung-gelembung
gas nitrogen. Lakukan dengan hati-hati sehingga tidak mengganggu proses
perubahan atau hilangnya warna coklat dari gas nitrogen. Perubahan terhadap gas
yang terjadi pada suhu 5oC dapat menunjukkan adanya amina primer (aliphatic),
RNH2. Terbentuknya cairan yang menyerupei minyak yang berwarna
kuning atau endapan kuning dapat membuktikan adanya amina sekunder, R2NH.
Amina yang lain yang tentunya berupa amina tersier tidak dapat bereksi atau
dapat dikategorikan kedalam golongan amina sekunder. Apabila perubahan yang
terjadi terhadap gas sangatlah minim pada suhu 50C, maka diamkan
sebentar dan panaskan secra perlahan-lahan hingga mencapai suhu kamar. Gelembung
yang terbentuk pada suhu kamar dapat menunjukkan senyawa asli yang bisa kita
sebut dengan amina primer (aromatik), ArNH2. Ambil bekas larutan
tersebut dan tambahkan seteets demi seteets larutan β- naphtol. Jika terbentuk
endapan merah, maka kita dapat membuktikan bahwa cairan yang tersedia tersebut
adalah amina primer (aromatik ), ArNH2.
ü pH dari larutan
Jika campuran
tersebut larut dalam air, siapkan larutan tersebut dan amati pHnya dengan
menggunakan kertas pH. Jika cairan tersebut berupa amina maka dapat dibuktikan
dengan pH yang tinggi. Apabiala campuran tersebut tidak larut dalam air maka
dapat dilarutkan terlebih dahulu dalam ethanol air atu 2-dimethoxy-etane.
ü ACETYL CHGLORIDE
Amina dapat
digunakan untuk membuktikan adanya acetyl chloride. Identifikasi ini dapat
diuraikan dengan percobaan pada alkohol. Jika campuran ini dapt dinetralkan
dengan air,maka amina primer dan sekunder dapat menghasilkan acetamide padat,
sedangkan amina tersier tidak dapat menghasilkan padatan sama sekali.
IDENTIFIKASI ASAM
KARBOKSILAT
ü pH dari larutan
Apabila campuran
tersebut dapat larut dalam air, siapkan larutan dan kemudian amati pHnya dengan
menggunakan kertas pH. Jika campuran tersebut bersifat asam maka harga pHnya
kecil. Jika campuran tersebut tidak dapat larut dalam air, maka dapat
dilarutkan terlebih dahulu didalam ethanol (atau methanol) dan air.Pertama-tama
tambahkan campuran tersebut kedalam alkohol dan kemudian tambahakan aquadest
hingga larutan menjadi keruh. Selanjutnya tambahkan kedalam larutan tersebut
setetes demi setetes alkohol dan amati pHnya dengan menggunakan kertas pH.
ü Sodium Bicarbonat Test
Larutkan sedikit
campuran yang tersedia kadalam larutan sodium bicarbonat 5%. Amati larutan
tersebut, jika campuran tersebut bersifat asam, maka akan terbantuk gelembung –
gelembung CO2.
RCOOH + NaHCO3
→ RCOO-Na+ + H2CO3
H2CO3 → CO2 + H2O
Gas / gelembung
Lakukan percobaan
terhadap :
·
Asam Asetat
·
Asam Oksalat
·
Asam Formiat
·
Asam Sitrat